Ketut Waridana Dicekik & Dibekap Perampok di Rumah Mewah Denpasar, Pelaku Bawa Fortuner Putih
Pria paruh baya asal Buleleng tersebut mendapatkan perlakuan kasar dari dua terduga pelaku perampokan yang nekat melancarkan aksinya
Penulis: Busrah Ardans | Editor: Ady Sucipto
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Senin (24/12) tepat pukul 12.00 Wita menjadi hari yang tak terduga bagi Ketut Waridana, seorang sopir dan penjaga rumah mewah di Jalan Badak Agung XVII No 3A, Renon, Denpasar.
Pria paruh baya asal Buleleng tersebut mendapatkan perlakuan kasar dari dua terduga pelaku perampokan yang nekat melancarkan aksinya di siang bolong.
Dengan psikologis yang masih syok, Waridana menceritakan detik-detik dirinya dicekik dan dibekap secara tiba-tiba oleh dua orang perampok yang masuk ke dalam rumah bos-nya. Perampok pun sempat mengancamnya.
“Diam kalau mau selamat!” kata Waridana menirukan ancaman sang perampok.
Waridana yang ditemui di TKP sekitar sejam setelah kejadian, tampak masih tersengal-sengal. Maklum ia sempat mengejar pelaku perampokan di rumah milik Ahmad Alkatiri itu.
"Awalnya saya sempat keluar sekitar jam 09.30 Wita ke Pasar Kereneng beli lauk. Terus saat balik ke sini kan sempat hujan, pas di sini saya lihat mobil Fortuner parkir warna putih sekitar jam 11.30 Wita.
Saya mikirnya oh mungkin keluarga bos. Dugaan awal juga saya kira pelanggan ibu di samping ini, mungkin dia tidak tahu terus parkir di depan rumah," tuturnya mengawali kronologi perampokan.
Dengan dugaan awal itu, Waridana belum segera masuk ke rumah. Ia mampir ke rumah di sebelahnya, yakni rumah Gung Ari seorang pengusaha kasur pantai.
Di situ dia sempat berbincang sejenak baru kemudian masuk ke dalam rumah. “Saya cari tahu siapa yang bawa mobil. Perasaan saya, ya mungkin ibu sebelah ini yang bawa mobil," ucapnya.
Saat dirinya hendak masuk rumah dan memasukkan kunci gembok, ternyata sudah terbuka. Disaat itulah dia kaget.
"Saya masukkan kunci ke gembok kok agak sulit. Pas pegang ujungnya, tahu-tahunya kebuka, aduh. Ini ada keluarga, sudah datang ini.
Saya buka terus lihat pintu depan kebuka lagi. Sambil saya bilang 'halo ada keluarga datang ya'. Tapi tidak menjawab," terang dia sambil mengekspresikan keterkejutannya.
Saat yang bersamaan dia mendengar suara “gebrak” yang dikiranya tetangga sebelah. Waridana belum ngeh sama sekali jika itu adalah pencurian.
"Mungkin dia sedang pukul brankas itu, bunyinya 'gebrak'. Saya kira bos saya ngamuk sudah di atas ini, karena mungkin ada salah atau bagaimana. Nggak ada mikir sama sekali kalau itu maling atau rampok. Baru nanya hello siapa? Langsung ditarik leher dan bilang diam kalau mau selamat," ungkapnya sembari merasa tak percaya.
Mengaku Polisi

Sembari mengancam Waridana, dua tamu tak diundang itu kemudian mengaku sebagai polisi yang ingin memeriksa rumah itu dengan alasan narkoba.
"Diam, saya dari polisi, saya geledah narkoba. Kata mereka. Saya diam, lalu bilang, iya pak, terserah bapak kalau mau ambil apa saja. Silakan pak, saya tahu bapak polisi,” tutur Warinada.
Tanpa basa-basi, para perampok menyuruh Warinada tengkurap. Punggungnya diinjak, tangan dan khaki diikat. “Setelah itu dia bilang mangap dan diikat mulut saya. Lalu ditutup muka saya pakai baju, dan gak sempat lihat aksinya dia," lanjutnya.
Lelaki yang pernah bekerja sebagai kameraman di sebuah stasiun televisi nasional itu, secara sepintas mengaku melihat pelaku menggunakan pakaian rapi berwarna biru.
"Pakaian rapi, tidak ada penutup muka. Gak bisa lihat karena ada cahaya dekat yang masuk tadi. Pakaiannya seperti teknisi gitu, di atas biru lengan pendek. Kejadian pembekapaan itu sekitar 25 menit. Saat dia ikat tangan, dia gak bisa ikat kencang karena ibu jari saya kasih ke dalam," akuinya.
Waridana yang sudah dua tahun bekerja sebagai supir bosnya itu juga mengaku ada empat pertanyaan yang dilontarkan perampok saat dirinya dibekap.
"Dia tanya siapa kamu? Saya bilang hanya pembantu dan jaga rumah di sini. Mana bos kamu? Saya bilang di luar negeri, Timor Leste. Dia tanya siapa lagi di sini? Saya bilang sendiri saja saya jaga. Kapan bosmu ke sini? Sebulan sekali saya jawab sambil tengkurap dan diikat.
Terus dia juga tanya ada CCTV gak di sini sama di mana kamar bos kamu? Saya bilang gak ada. Kamarnya di sini sama di atas," imbuhnya sembari mengatakan dirinya tidak menduga adanya pencurian.
Dengan nada yang menyesal dia kembali menceritakan detik-detik kejadian tersebut. Saat dibekap dengan keras di lehernya, dia memohon agar tetap hidup dan mempersilakan perampok tersebut beraksi.
"Saya mohon tetap hidup, silakan kalau bapak mau ambil apa saja. Dia bilang jangan, diam saja kamu di sini, aman kamu, selamat kamu," kata Waridana sambil memegang lehernya yang masih terasa sakit.
Ada empat kamar yang diobrak-abrik yakni lantai satu ada dua kamar dan lantai dua ada dua kamar. Juga sebuah berangkas yang dibongkar berisi surat-surat.
Waridana juga mendengar dua perampok itu berkata akan menghidupkan AC. Katanya supaya saya tidak kepanasan.
"Pasti kepanasan kamu. Nih saya nyalakan AC. Bunyinya tit...tit. Dia lalu kencing karena saya dengar bunyi di kamar mandi. Terus itu dia panggil temannya dan saya dengar pintu sudah ditutup dan bunyi pagar juga. Akhirnya saya coba lepaskan ikatan di tangan saya," sebutnya.
Begitu dirinya berhasil membuka ikatan, dan berlari ke luar tidak ditemukan lagi mobil Fortuner putih tersebut.
"Lima menit mungkin saya lepaskan ikatan, terus lari keluar teriak pencuri akhirnya tetangga sebelah bantu ke polisi dan di polisi saya suruh blokir mobil Fortuner putih," tandasnya.
Berangkas Dirusak

Sementara itu dari hasil pengecekan sementara, Warinada menyatakan tak ada barang berharga yang hilang dari perampokan tersebut. Kemungkinan yang digondol perampok adalah barang-barang mewah lainnya.
"Belum bisa saya deteksi yang kecil-kecil itu, mungkin sejenis jam atau apa. Hanya berangkas itu berisikan surat-surat kendaraan, tapi di kamar lain itu tidak ada barang penting, belum saya cek, apakah ada barang berharga karena belum pernah ngobrol.
Tapi dari konfirmasi, atas dan bawah gak ada barang berharga karena semua sudah disimpan di bank. Apa dia dapat yang dia cari atau tidak, belum tahu pasti kehilangannya," kata Waridana yang sudah 4-5 bulan ini disuruh menjaga rumah bos-nya itu.
Tidak ada kerusakan berarti dalam aksi perampokan di rumah pengusaha asal Timor Leste tersebut. Waridana menyebut kerusakan terjadi di pintu dan berankas yang dibongkar.
Kapolsek Denpasar Timur, AKP Nyoman Karang Adiputra, sudah langsung terjun ke lokasi kejadian usai mendapat laporan perampokan di rumah mewah ini.
Dia dengan jajaran langsung melakukan olah TKP. Dua mobil polisi juga tampak parkir di depan lokasi kejadian.
Dalam wawancara singkat, Kapolsek menduga ada dua orang yang masuk dan melakukan perampokan di rumah bertingkat tersebut.
"Ada dua orang. Menggunakan mobil. Kalau barang-barang yang diambil kami belum tahu," kata dia.
Sementara pemilik rumah tidak berada di lokasi. "Pemilik rumah lagi pulang kampung, tidak ada di lokasi. Dia balik ke Timor Leste," ujarnya.
Lokasi kejadian sudah dilakukan olah TKP oleh tim identifikasi dari Polresta Denpasar. Kini polisi tengah melakukan penyelidikan untuk mendata barang-barang yang hilang serta mengidentifikasi kedua pelaku. (bus)