Makan Bergizi Gratis

Penemuan Belatung di Sayur, Siswa Ungkap Menu MBG, SPPG Polda Bali Klaim Belum Dapat Keluhan

Seorang siswa Sekolah Dasar di Kota Denpasar saat ditemui Tribun Bali mengungkapkan bagaimana sehari-hari ia dan teman-temannya mengonsumsi menu MBG.

Tribun Bali/Putu Supartika
PROGRAM MBG - Kepala Disdikpora Denpasar, AA Gde Wiratama Terkait Antisipasi Keracunan MBG. 

TRIBUN-BALI.COM - Kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) terjadi di beberapa sekolah di luar Bali.

Kasus keracunan ini ditengarai terjadi karena makanan yang disajikan tak higienis dan dapur tak jalankan SOP. 

Bahkan, Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat korban keracunan MBG tembus menjadi 10.482 siswa.

Program MBG di Bali sudah dilaksanakan sejak dimulai secara nasional pada 6 Januari 2025. Setelah dimulai secara nasional, pelaksanaan program MBG dilakukan di Provinsi Bali secara bertahap di Kabupaten/Kota. 

Baca juga: SOAL Keracunan MBG Daerah Lain, Ini Pendapat Akademisi Undikas Wayan Widhiasthini

Seorang siswa Sekolah Dasar (SD) di Kota Denpasar saat ditemui Tribun Bali mengungkapkan bagaimana sehari-hari ia dan teman-temannya mengonsumsi menu MBG.

Siswa kelas 4 SD tersebut mengatakan mendapatkan MBG mulai Senin hingga Jumat dengan menu lauk pauk, sayur dan buah-buahan. 

“Paling sering dapat ayam goreng tepung, buahnya kadang pisang, anggur, melon, pepaya, klengkeng, semangka. Buahnya paling sering semangka, lumayan ukurannya 5 cm. Paling suka kalau buahnya klengkeng,” ungkap siswa itu, pada Selasa (7/10). 

Selain ayam goreng, juga tersedia menu ikan dori goreng tepung. Tak hanya nasi putih, terkadang dalam menu MBG juga terdapat nasi kuning.

Sayurnya juga beragam mulai dari kangkung, salad dan sop. Ia mengaku pernah mendapatkan burger sekali di menu MBG.

Dan sehari sebelum pembelajaran daring, siswa-siswi juga dibagikan makanan kering seperti susu sapi dalam kemasan, cracker dan buah jeruk. Nantinya makanan kering ini akan dikonsumsi selama siswa belajar daring di rumah. 

Disinggung mengenai kasus keracunan MBG yang marak terjadi diluar Bali, ia menceritakan belum ada kasus serupa di sekolahnya. Namun, pernah ditemukan ulat di sayur pada salah satu menu MBG temannya.

“Di sekolah belum pernah, tapi pernah di sayurnya teman ada belatungnya. Terus bilang ke bu guru dan diganti dengan yang baru. Kadang ada teman tidak mau MBG karena sudah makan bekal dari rumah,” kata dia. 

Baca juga: ADA Belatung di Sayur? Siswa di Denpasar Ungkap Menu MBG, SPPG Polda Bali Belum Pernah Dapat Keluhan

Para guru atau tenaga pengajar siswa tersebut juga tidak pernah membahas kasus keracunan MBG yang terjadi di luar Bali.

“Lebih enak bekalnya bubu (ibu), kalau tidak makan (MBG) ya dikembalikan. MBG yang tidak dimakan kalau masih utuh biasanya dikasih ke Ibu atau Pak guru. Kalau MBG enak tak makan kalau tidak tak biarin saja,” kata dia.

Sementara itu, Polda Bali mengelola Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Polda Bali di dua lokasi, yakni di Jalan Plawa Nomor 20 Denpasar dan SPPG Polres Jembrana di Jalan Ngurah Rai Nomor 159 C Jembrana yang telah beroperasi melayani sekolah di wilayah tersebut.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved