Polisi Tembak Kaca Depan Mobil Komplotan WN Bulgaria di Bali, Ini Penyebabnya
Satu dari tersangka, Varadin Nikolaev (28), juga terpaksa diberikan timah panas di kaki karena melawan ketika hendak ditangkap.
Penulis: Busrah Ardans | Editor: Eviera Paramita Sandi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Satu dari dua mobil sewaan lima tersangka skimming ATM terpaksa ditembak pada bagian kaca depan karena mencoba melawan saat ditangkap oleh Jajaran Ditreskrimum Polda Bali.
Komplotan WNA Bulgaria yang berusaha melawan hingga menabrak petugas kepolisian saat penangkapan itu, terpaksa diberikan tindakan tegas terukur.
Satu dari tersangka, Varadin Nikolaev (28), juga terpaksa diberikan timah panas di kaki karena melawan ketika hendak ditangkap.
Baca: 13 Hari Kadek Rifki Hilang Usai Pamit Tagih Koperasi, Ayah : Saya Langsung Nangis Kalau Ngomong Ini
"Saat ditangkap beberapa hari lalu, para tersangka ini berusaha menabrak petugas. Akhirnya kita beri tembakan pada kaca mobil," kata Dirreskrimum Polda Bali Kombes Pol Andi Fairan saat jumpa pers di Mapolda Bali, Kamis (7/2).
Masing-masing tersangka adalah Ivailov Filipov Trivonov (43) yang masuk ke Bali pada 1 Oktober 2018, George Jordanov (45) datang ke Bali (14/1/2019), Todor Krisomorov Dobrev (22) masuk ke Bali Agustus 2018.
Kemudian Andrey Iliev (42) masuk ke Bali akhir bulan 2018, dan Varadin Nikolaev (28) yang datang ke Bali 12 Maret 2018.
Satu lagi Mr X melarikan diri dan saat ini masih dilakukan pengejaran. Disebut-sebut bernama Illijas, namun masih dalam pencarian.
Beberapa ATM yang kini sudah teridentifikasi oleh pihak kepolisian yakni ATM Mandiri Wana Mark Pecatu Badung, di SPBU Teras Ayu Denpasar, ATM Mandiri Padangbai, Manggis, Karangasem, ATM Bank Mandiri SPBU Imam Bonjol dan ATM Mandiri Batu Bolong.
Sementara alat dan bahan yang mereka gunakan banyak diperoleh dari pembelian di online. Rata-rata barang yang dibawa dari luar atau dari negaranya.
Kombes Andi Fairan menyebutkan, kompolotan Bulgaria ini tidak ada jaringan dengan beberapa penangkapan sebelumnya.
"Mereka ini adalah jaringan transnasional, dan tidak ada jaringan dengan yang sebelumnya. Hanya saja biasa dilakukan WNA Bulgaria. Selain barang bukti lainnya, ada juga beberapa sajam yang didapat tersimpan di mobil mereka. Patut diduga mereka menyimpan di situ dan bisa digunakan jika terdesak.
Dia mengatakan, proses pemasangan alat-alat tersebut tidak membutuhkan waktu yang lama bagi para tersangka.
"Mereka memasang alat-alat seperti router, kanopi, pin tidak sampai 10 menit. Tidak lama. Jika sudah selesai dia tinggalkan saja dan beberapa waktu lagi akan diambil. Biasanya batas penarikan mereka itu berkisar dari Rp 2-10 juta. Rata-rata korban adalah WNA yang berwisata ke Bali," jelas dia.
Pihak Polda Bali kini telah berkoordinasi dengan imigrasi dan menanyakan seorang WNA yang masih dalam pengejaran yang disebutnya bernama Illijas.
"Kita sudah koordinasi tapi atas nama itu saat ini belum ada," terangnya.