Hari Raya Nyepi
Tradisi Siat Yeh saat Ngembak Geni di Banjar Teba Jimbaran
Ratusan umat di Banjar Teba, Jimbaran melakukan hal yang berbeda yakni tradisi Siat Yeh dengan cara bermain air
Penulis: Rino Gale | Editor: Irma Budiarti
Laporan Wartawan Tribun Bali, Rino Gale
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - H+1 Nyepi, umat Hindu di Bali melakukan melukat yakni pembersihan.
Namun ratusan umat di Banjar Teba, Jimbaran melakukan hal yang berbeda yakni tradisi Siat Yeh dengan cara bermain air.
Selaku penyelenggara, I Wayan Eka Santa Purwita (38) menjelaskan, tradisi ini dilakukan setiap ngembak geni sehabis Nyepi.
Baca: Waktu Kelahiran Ternyata Bisa Mengungkap Kepribadianmu, Kamu Lahir Jam Berapa?
Baca: Aksi Dramatis Penyelamatan Satu Keluarga Terjebak Banjir, Hanya Mobil Ini yang Berhenti dan Menolong
Diikuti ratusan warga mulai dari anak-anak sampai tua dengan memakai baju busana berwarna putih dan kuning.

Pemakaian busana putih dan kuning ini mempunyai tugas masing-masing.
Busana putih mencari air mata di rawa (Suwung) dengan membawa lima kendi ke arah timur. dan yang berbusana kuning mengarah ke barat dengan membawa tujuh kendi.
Baca: Pengarakan Ogoh-Ogoh di Denpasar Masih Gunakan Sound System,Satpol PP: Keberadaan Mereka Tidak Jelas
Baca: Ria Ricis Terharu, Kakaknya yang Seorang Dokter Mengaku Minder dengan Dirinya
"Kegiatan kedua kalinya yang dilakukan yakni Siat Yeh. Di mana di sini biasanya dilakukan setiap ngembak Geni sehabis Nyepi. Mulai dari pukul 06.00 Wita sudah kumpul di Banjar untuk persiapan dengan memakai busana putih dan kuning. Baju putih mencari air mata di rawa (Suwung) dengan membawa lima kendi mengarah timur dan tujuh kendi ke arah barat. Orang yang membawa bisa mencapai 200 orang ke barat dan timur kisaran satu kilo. Yang hadir keseluruhan sekitar 500 orang yang hadir," ujarnya.
Eka mengungkapkan, prosesi pengambilan mata air ini diawali dengan matur sembah dahulu, yang kemudian anak-anak muda dipoleskan tanah rawa.

Setelah itu air baru boleh dibawa.
Baca: 5 Masalah Kesehatan yang Bisa Terjadi karena Kebiasaan Minum Sambil Berdiri
Baca: Wanita 26 Tahun Ini Menato Hampir 60 Persen Tubuhnya agar Tak Mendapatkan Pekerjaan Normal
Selesai pengambilan air tirta, air tersebut dijadikan satu untuk tirta pengelukatan dan diletakkan di sanggar agung (Pelinggih).

"Prosesi pertama matur sembah dulu, kemudian anak mudanya dipoles dengan tanah rawa dan kemudian airnya diminta dan dibawa. Setelah kembali, ada air pertama itu dijadikan satu yang dipakai untuk tirta pengelukatan dan ditaruh di sanggar agung (Pelinggih). Kemudian air satunya lagi dicampur untuk ke wajah, baru dibenturkan tembayan itu bahwa tanda Siat Yeh dimulai. Sebelum itu ada nyanyiannya," ujarnya.
Baca: Tidur Siang Ternyata Punya Manfaat untuk Menjaga Tekanan Darah
Baca: 4 Langkah Makeup Anti Ribet, untuk Hasilkan Wajah Cantik Sempurna
Dengan tema Penandih Tunggal ini mempunyai makna yakni melakukan penatralisiran atau melukat (pembersihan) dengan cara bermain air.
"Sebenarnya itu mandi, namun kita polah menjadi satu permainan. Kalo orang melukat biasanya kan ke Suwung, ke segara, ke pantai kan tapi kami kemas menjadi satu permainan dan tetap tidak menghilangkan spirit spiritualnya," ujarnya.(*)