Biaya Upakara Bisa Dua Kali Lipat Jadi Alasan Warga Belum Mau Ambil Jenazah yang Dititipkan di RS
Jika dilakukan penguburan, kata dia, akan berpengaruh pada proses pembiayaan upacara yang akan dikeluarkan jadi membengkak dua kali lipat.
Penulis: eurazmy | Editor: Rizki Laelani
lihat foto
Biaya Upakara Bisa Dua Kali Lipat Jadi Alasan Warga Belum Mau Ambil Jenazah yang Dititipkan di RS. Jika dilakukan penguburan, kata dia, akan berpengaruh pada proses pembiayaan upacara yang akan dikeluarkan jadi membengkak dua kali lipat. '
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Parisadha Hindu Darma Indonesia (PHDI) Bali dan Majelis Utama Desa Pakraman (MUDP) mengimbau warga mengambil jenazah keluarganya yang dititipkan di rumah sakit.
Namun sejumlah warga memilih tetap menitipkan jenazah hingga upacara Panca Wali Krama di Pura Agung Besakih selesai.
Putu Suparta, warga yang tinggal di bilangan Jalan Nangka Selatan, Denpasar, menuturkan meski ada imbauan terbaru dari PHDI dan MUDP Bali, pihak keluarganya memutuskan tidak mengambil jenazah neneknya untuk dikuburkan atau makingsan ring pertiwi.
Jika dilakukan penguburan, kata dia, akan berpengaruh pada proses pembiayaan upacara yang akan dikeluarkan jadi membengkak dua kali lipat. '
'Nanti kan setelah dikubur, diangkat lagi, itu ada upacara lagi. Biayanya jadi dua kali. Jadi, keluarga putuskan untuk jenazah tetap dititip,'' kata dia ditemui Tribun Bali saat mapunjung di kamar jenazah RSUP Sanglah, Denpasar, Rabu (20/3/2019).
Baca: Lika-liku Kehidupan Kamis Kliwon Menaik, Cek di Sini
Baca: Gubernur Minta Minimal 10 Ribu Orang Harus Hadir, 2 Ribu Penari Akan Sambut Presiden di Pasar Badung
Baca: Pejabat Ngayah Nedunang Ida Bhatara dan Puncak Karya Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih
Suparta melanjutkan, rencananya pihak keluarga akan mengambil jenazah neneknya sekitar April 2019 mendatang setelah nyineb di Besakih.
Saat itu akan dilaksanakan upacara pengabenan.
Hal senada diungkapkan Wayan Rentin, warga asal Klungkung. Ia juga tidak berencana mengambil jenazah keluarganya yang dititipkan di RSUP Sanglah meski ada imbauan baru dari PHDI dan MUDP.
Pihak keluarga, kata dia, masih menanyakan hal ini kepada para sulinggih dan bendesa di desanya.
''Untuk sementara masih kita akan titip di sini dulu sambil masih tanya-tanya ke banyak pihak. Kami tidak berani langsung ambil langsung kubur, masih nanya-nanya dulu,'' akunya.
Hingga kemarin, belum ada pihak keluarga yang berencana mengambil jenazah yang dititipkan di RSUP Sanglah. Adapun jumlah jenazah yang dititipkan di Sanglah sudah overload yakni 116 jenazah.
Pada Rabu (20/3) kemarin pun tidak memungkinkan mengambil jenazah untuk dikubur atau dibakar.
Hal ini karena bertepatan Rahinan Purnama Kedasa, yang juga menjadi Puncak Karya Bhatara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih.
Kasubag Humas RSUP Sanglah, Dewa Ketut Kresna, membenarkan belum ada masyarakat yang berencana mengambil jenazah dalam waktu dekat.
