Sudah Dipakai Sejak 130 Tahun Silam, Mulai Besok Satuan Kg Berubah, Ini Alasan dan Dampaknya
November lalu para ilmuwan mengumumkan akan mengganti pakem pengukur berat atau kilogram yang sudah dipakai selama 130 tahun pada 2019 ini.
Sudah Dipakai Sejak 130 Tahun Silam, Mulai Besok Satuan Kg Berubah, Ini Alasan dan Dampaknya
TRIBUN-BALI.COM - November lalu para ilmuwan mengumumkan akan mengganti pakem pengukur berat atau kilogram yang sudah dipakai selama 130 tahun pada 2019 ini.
Kini, para ilmuwan mengumumkan bahwa definisi baru dari kilogram akan secara resmi berubah mulai besok.
Keputusan ini sudah bulat sesuai hasil rapat General Conference on Weights and Measures di Versailles, Perancis, tahun lalu. Seperti dalam pemberitaan Kompas.com edisi (16/11/2018).
Disebutkan bahwa selama ini ukuran berat dibuat berdasarkan Le Grand K atau K besar, logam yang menentukan berat satu kilo.
Berbagai timbangan mulai dari timbangan di dapur sampai timbangan berat badan dibuat berdasarkan standar logam yang disimpan di brangkas Paris sejak 1889.
Baca: Menikmati Buka Bersama dan Malam Nuzulul Quran Ramadhan 1440 di Masjid Pinggir Pantai Sanur
Baca: SEDANG BERLANGSUNG Live Streaming Persebaya Surabaya vs Kalteng Putra
Baca: SEDANG BERLANGSUNG Live Streaming Bali United vs Bhayangkara FC, Tidak Disiarkan Indosiar
Baca: Organisasi Mahasiswa Lintas Agama di Bali Tolak People Power 22 Mei 2019
Baca: Rumah Kosong di Banjar Sangging Tiba-tiba Terbakar Hebat, Petugas Sebut Pemadaman Cukup Sulit
Seiring berjalannya waktu, logam yang disimpan di brangkas Paris itu mudah kehilangan atom atau menyerap molekul dari udara, yang membuat massanya berubah puluhan mikrogram dalam satu abad terakhir.
Ini berarti, prototipe yang digunakan di seluruh dunia untuk mengukur kilogram dan timbangan kalibrasi tak lagi akurat.
Perbedaan tipis ini tak akan mempengaruhi kehidupan sehari-hari.
Namun bagi para ilmuwan, terutama yang bersinggungan dengan perhitungan sains akan menjadi masalah.
Oleh karena itu, prototipe ukuran berat harus tepat dan konstan, dan sebisa mungkin berdasarkan hukum alam semesta bukan berdasarkan objek fisik seperti patokan ukuran kilogram.
Untuk diketahui, empat dari tujuh unit dasar Sistem Satuan Internasional (SI) tidak didasarkan pada konstanta fisika, yakni amper (arus listrik), kelvin (suhu), mole (jumlah zat atau partikel), dan kilogram ( massa).
Dalam pembahasan November lalu, para ilmuwan juga mempertimbangkan untuk memperbarui patokan pengukuran amper, kelvin, dan mole.
"Kami berpendapat, jika semua unit pengukuran didasarkan pada konstanta fisika, maka di masa depan pakem pengukuran akan stabil, tidak berubah, dan terpenting dapat diakses secara universal di mana saja," jelas Terry Quinn selaku Direktur Emeritus dari International Bureau of Weights and Measures (BIPM), dilansir Science Alert, Minggu (19/5/2019).
Sebagai contoh, satu meter ditentukan oleh jarak yang ditempuh cahaya dalam ruang hampa selama 1/299792458 per detik.
