Komunitas Malu Dong Pasang Asbak Raksasa di 10 Titik di Denpasar
Pada Minggu (26/5/2019) pagi, Komunitas Malu Dong memasang 10 asbak raksasa di 10 titik yang ada di pesisir pantai di wilayah Denpasar
Penulis: Putu Supartika | Editor: Irma Budiarti
Komunitas Malu Dong Pasang Asbak Raksasa di 10 Titik di Denpasar
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pada Minggu (26/5/2019) pagi, Komunitas Malu Dong memasang 10 asbak raksasa di 10 titik yang ada di pesisir pantai di wilayah Denpasar.
Kesepuluh titik pemasangan asbak ini dimulai dari Pantai Padang Galak, Pantai Matahari Terbit yang dipasang tiga titik, Pantai Segara, Pantai Sindu, Pantai Karang, Pantai Semawang, dan Pantai Mertasari di dua titik.
Pendiri Komunitas Malu Dong, Komang Bemo Sudiarta mengatakan kegiatan ini dilakukan sebagai kritik untuk pemerintah dan perusahaan rokok karena dirasa sampai saat ini belum mampu menangani masalah sampah khususnya puntung rokok.
Hal ini juga menyentil para perokok yang tak tahu aturan membuang puntung rokok.
"Yang pasti mengapa kami sampai peduli puntung rokok, karena banyak masyarakat yang sembarang membuang puntung rokok, sedangkan satu sisi kita ingin menyelesaikan permasalahan sampah, tapi masalah yang paling kecil yakni puntung rokok saja tidak bisa diatasai. Akhirnya kita protes ke kedua sisi dimana peranan pemerintah untuk menyelesaikan dan dimana peranan masyarakat dan perusahaan rokok peduli dengan masalah ini," kata Sudiarta ketika dikonfirmasi, Minggu (26/5/2019) siang.
Baca: Suasana Pagi Tenang & Jatuh pada Hari Ganjil, Ini Tanda Datangnya Lailatul Qadar, Malam Seribu Bulan
Baca: Bagaimana Kebahagiaan Datang Padamu Hari Ini? Gemini & Sagitarius Butuh Petualangan Baru
Ia mengatakan, tak mungkin menyetop perusahaan rokok, namun perlu dicarikan solusi untuk menangani bahayanya puntung rokok.
"Solusi tak mungkin menyetop perusahaan rokok, tetapi protes dengan ayo dong, puntung rokok itu ditempatkan di tempat yang benar," katanya.
Menurutnya membuat smoking area di tempat orang merokok seperti yang pihaknya lakukan yakni meletakkan asbak besar yang merupakan salah satu solusinya.
Dirinya juga mengatakan pemasangan asbak ini seharusnya tak hanya di pantai saja, melainkan dipasang di tempat banyak orang merokok sembarangan.
"Sebenarnya bukan di pantai saja. Dimana tempat berkumpulnya orang merokok sembarangn dipasang, baik di pasar, harus diisi dong, harus punya, dan diaswasi pemerintah sendiri. Kalau sudah ditempatkan smoking area, disosialisasikan bahwa di sini ada tempat," katanya.
Baca: Mengecek Arah Kiblat dari Rumah? Lakukan Saat Matahari Tepat di Atas Kakbah Besok, Begini Caranya
Baca: Kisah 2 Personel Satlantas Bantu Ibu Hamil yang Terjebak Macet, Keduanya Sigap Berbagi Tugas Ini
Ia mengatakan puntung rokok sangat berbahaya bagi perokok pasif.
Bahkan puntung rokok ini baru bisa hancur setelah 20 tahun.
"Sangat berbahaya, puntung rokok lama, 20 tahunan baru hancur. Itu yang kita sampaikan, kalau hal kecil saja tidak bisa menyelesaikan, gimana bisa menyelesiakn hal yang besar. Bagaimana bertanggungjawab untuk masalah puntung rokok," katanya.
Selain pemasangan asbak untuk merokok juga dilaksanakan aksi bersih-bersih puntung rokok.
Bahkan di Pantai Mertasari, di lapangan tempat bermain layang-layang pihaknya mengumpulkan hingga 30 botol puntung rokok.
"Karena berhubungan dengan tempat asbak, maka diisi dengan bersih-bersih puntung rokok, apalagi di lapangan tempat bermain layang-layang dapat banyak, hampir 30 botol tadi," katanya. (*)