Mei 2019 Nilai Tukar Petani di Bali Turun Sebesar 0,07 Persen

Pada Mei 2019, indeks Nilai Tukar Petani (NTP) atau Farmers Term of Trade di Provinsi Bali tercatat mengalami penurunan

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Irma Budiarti
KOMPAS.com
Ilustrasi petani. Mei 2019 Nilai Tukar Petani di Bali Turun Sebesar 0,07 Persen 

Mei 2019 Nilai Tukar Petani di Bali Turun Sebesar 0,07 Persen

Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pada Mei 2019, indeks Nilai Tukar Petani (NTP) atau Farmers Term of Trade di Provinsi Bali tercatat mengalami penurunan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, indeks NTP petani di Bali turun sebesar 0,07 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya, dari 103,45 menjadi 103,37.

Kepala BPS Provinsi Bali Adi Nugroho mengatakan, penurunan ini disebabkan oleh turunnya indeks harga yang diterima petani (it) yang lebih dalam daripada penurunan indeks harga barang dan jasa yang dibayar oleh petani (Ib).

Indeks harga yang diterima petani (It) tercatat sebesar 136,57 atau turun 0,38 persen dibandingkan bulan April 2019 yang besarnya 137,08.

Sedangkan Indeks yang dibayar petani (Ib) tercatat mengalami penurunan sedalam 0,30 persen dari 132,51 di bulan April 2019 menjadi 132,11 saat Mei.

Baca: Sempat Terlibat Pertengkaran Hebat, Ussy Sulistiawati & Andhika Pratama Bicara dari Hati ke Hati

Baca: Perpustaakaan Keliling Tabanan Hadir di Areal Festival Yeh Gangga, Anak-anak Antusias Membaca Buku

Dijelaskan olehnya, NTP merupakan salah satu indikator proksi untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di perdesaan.

NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian terhadap barang dan jasa yang diperlukan petani untuk biaya produksi usaha pertaniannya maupun untuk konsumsi rumah tangganya.

Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) diperoleh dari perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (it) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib).

"Semakin tinggi indeks NTP, secara relatif semakin kuat pula peranannya pada ukuran tingkat kemampuan atau daya beli petani," kata Adi Nugroho di Denpasar beberapa waktu lalu.

Jika dilihat NTP secara subsektor, ada dua subsektor yang mengalami penurunan dan tiga subsektor dalam kondisi meningkat.

Subsektor tanaman pangan (padi dan palawija) serta subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami penurunan, sementara subsektor holtikultura; subsektor peternakan; dan subsektor perikanan mengalami kenaikan.

Baca: Jadwal Pementasan PKB Hari Ini, Ada Penampilan Para Ibu PKK, Anak-Anak, hingga Gong Kebyar Wanita

Baca: Ferdina Siregar Bangun Coworking Space, Rumah untuk Berbagi Pengetahuan

Subsektor tanaman pangan tercatat mengalami penurunan sedalam 0,30 persen menuju nilai 97.53 dari bulan sebelumnya yang berada pada nilai indeks 97,82.

Adi menjelaskan, penurunan ini dipengaruhi oleh turunnya indeks harga yang diterima petani (t) sedalam 0,60 persen, sedangkan indeks yang dibayar petani (lb) tercatat mengalami penurunan yang lebih dangkal, yaitu sebesar 0,29 persen.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved