Tari Yosakoi Semarakkan PKB 2019, Gabungkan Konsep Ngayah ala Bali dan Jepang
Kesenian Jepang, Tari Yosakoi disuguhkan dalam perhelatan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-41 tahun 2019 kali ini
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Irma Budiarti
Tari Yosakoi Semarakkan PKB 2019, Gabungkan Konsep Ngayah ala Bali dan Jepang
Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Kesenian Jepang, Tari Yosakoi disuguhkan dalam perhelatan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-41 tahun 2019 kali ini.
Bertempat di Gedung Ksirarnawa Taman Budaya (Art Center), Denpasar, Sabtu (22/6/2019), garapan seni tersebut dibawakan oleh Project Sakura Go by Yayasan Persahabatan Jepang-Bali.
Anak Agung Gde Tugus Adi Iswara Mandera selaku koordinator garapan Project Sakura Go dari Yayasan Persahabatan Jepang-Bali mengatakan, guna menghadirkan garapan seni itu dirinya mengkoordinasi kurang lebih 200 orang penari.
Menurut penuturan pria berdarah Jepang dan Bali ini, Tari Yosakoi yang ditampilkan dalam PKB tahun 2019 ini memang sedikit berbeda dengan Tari Yosakoi pada umumnya.
Baca: Ikut Lomba Mewarnai untuk Mengisi Liburan Sekolah
Baca: Polresta Denpasar Berbagi Bersama Lansia, Bakti Sosial Serangkaian HUT Bhayangkara ke 73
“Ada nafas Bali dalam Tari Yosakoi dengan tujuan tercipta sebuah kolaborasi dan serasi,” kata Tugus.
Dijelaskan, Tari Yosakoi merupakan tarian massal yang membutuhkan banyak penari berpakaian khas Jepang berupa happi dan yukata yang berwarna-warni.
Secara umum tarian ini ditampilkan saat perayaan musim panas di Jepang.
Dalam penampilan kali ini, Tugus menggabungkan pakem Tari Bali ke dalam Yosakoi karena dirinya melihat kesamaan tujuan dan filosofis baik Tari Bali maupun Yosakoi.
Kesamaan pakem yang dimaksud yakni konsep ngayah yang dimaknai sebagai persembahan tulus-ikhlas kepada para dewa dan leluhur.
Konsep ngayah pada garapan seni tradisi tak hanya berada di Bali, namun Jepang juga memiliki konsep ngayah dalam berkesenian.
Baca: BBI Desa Baha Dalam Proses Pengerjaan, Kolam Dirancang Berbentuk Heksagonal dan Ada Patung Dewi Danu
Baca: Cerita Viral Pria Tak Sengaja Naiki Bus Hantu Trayek Cikampek-Bandung, Mbah Mijan Komentari Begini
“Ibaratnya seperti ngayah di Bali, kita menari di hadapan dewa dan leluhur, jadi sangat ada kemiripan,” tutur Tugus memasang wajah serius.
“Jadi ini berawal karena adanya perayaan kerja sama antara Jepang dan Bali, lalu disepakatilah Tari Yosakoi sebagai simbol perayaan ini,” imbuhnya.
Tari Yosakoi terbagi atas tiga babak, pertama yakni atraksi Dewa Angin, kedua atraksi Dewa Petir (Kaminari), dan ketiga atraksi Dewi Matahari.
Ketiga atraksi tersebut memiliki sub atraksi, dimana atraksi pertama Dewa Angin diisi sub atraksi yang dipersembahkan oleh SMAN 1 Ubud bertajuk Alunan Angin, Politeknik Negeri Bali dengan garapan bertajuk Irama Angin, dan SMAN 8 Denpasar dengan garapan bertajuk Semilir Angin Bumi.
