Terlihat Sosok Wanita di TKP Mayat Dalam Kardus Selemadeg,Warga Gelar Ritual Pecaruan
Tujuan ritual pecaruan ini hanya ingin membersihkan aura negatif di lokasi dan seluruh wilayah Desa Pakraman setelah kejadian penemuan mayat.
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Eviera Paramita Sandi
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN – Sekitar pukul 08.00 Wita, puluhan krama Desa Adat Megati Kelod tampak berkumpul dan mengenakan pakaian adat ke pura di lokasi penemuan mayat dalam kardus di Banjar Megati Kelod, Desa Megati, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan, Bali, Kamis (4/7/2019).
Mereka menggelar ritual Pecaruan (pembersihan) Manca Sanak dengan sarana upakara Manca Kelud dengan sarana pecaruan ayam dan bebek.
Bahkan pihak Desa Adat setempat juga menyampaikan sempat mendapat laporan dari seorang warga yang melihat sosok wanita di lokasi kejadian.
Kebetulan, saat itu warga yang melapor ini sering lalu-lalang di lokasi pada salikaon (menjelang malam).
"Setelah melakukan koordinasi dengan seluruh panglingsir, seluruh pemangku tri kahyangan, dan juga berkoordinasi dengan pihak Griya Megati Kelod maka kesimpulan kami melakukan pecaruan hari ini tepat dengan wrespati kliwon," kata Bendesa Adat Megati Kelod, I Gusti Putu Ngurah Aryawan, saat dijumpai di sela-sela prosesi pecaruan, Kamis (4/7/2019).
Dia menjelaskan, tujuan ritual pecaruan ini hanya ingin membersihkan aura negatif di lokasi dan seluruh wilayah Desa Pakraman setelah kejadian penemuan mayat yang dianggap luar biasa.
Sehingga dengan melaksanakan ritual ini kami harapkan tak ada lagi aura negatif.
Rangkaian upacara, kata dia, diawali dengan melaksanakan ritual nebusin atau istilahnya memanggil roh yang bersangkutan untuk dikembalikan ke Margi Agung dan berharap rohnya kembali kemana semestinya.
Setelah nebusin kemudian dilanjutkan dengan ritual pembersihan (pecaruan) untuk seluruh wewidangan desa pakraman..
"Kami melaksanakan upacara pecaruan di dua tempat yakni lokasi kejadian dan Catus Pata Desa Adat setempat. Astungkara dengan prosesi pecaruan ini seluruh warga dan desa adat kami kembali normal dan tak ada lagi rasa trauma ataupun rasa dihantui," imbuhnya.
Disinggung mengenai kondisi warga di desa setelah peristiwa penemuan mayat ini, Ngurah Aryawan mengatakan memang sempat ada ketakutan dan baper (bawa perasaan).
Bahkan, ia juga sempat menerima laporan dari salah satu warga yang kerap lalu-lalang di lokasi ada yang sempat melihat sosok perempuan.
Namun, pihaknya mengakui jika secara realita masih tidak berani mempertanggung jawabkan hal seperti itu.
"Menurut laporan sosok perempuan itu berwujud manusia biasa, tapi dari perasaannya (warga yang melaporkan ini) itu (sosok perempuan) memang bukan orang atau warga di sini. Dia hanya melihat sepintas saja, tapi itu hanya informasi atau rumor yang terjadi di wilayah kami. Sehingga dengan digelarnya pecaruan ini kami harap semua sudah kembali normal," tandasnya.
Sementara itu, Wakapolres Tabanan, Kompol Rahmawati Ismail menyatakan, hingga saat ini kasus penemuan mayat dalam kardus masih dalam penyelidikan.