Pengembangan SDM & Produk Tani, Menyikapi Kesenjangan Kawasan Nikosake dengan Tabanan Timur & Utara
Masih terdapat kesenjangan antara kawasan Tabanan Barat atau Nikosake dengan kawasan Tabanan Timur dan Utara
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Irma Budiarti
Pengembangan SDM & Produk Tani, Menyikapi Kesenjangan Kawasan Nikosake dengan Tabanan Timur & Utara
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Berita Tabanan Bali hari ini, masih terdapat kesenjangan antara kawasan Tabanan Barat atau Nikosake, dengan kawasan Tabanan Timur dan Utara.
Padahal kawasan Nikosake yang meliputi lima desa memiliki potensi yang sangat luar biasa untuk dikembangkan sebagai daerah agrowisata.
Hal tersebut terungkap saat Pemerintah Kabupaten Tabanan melalui Badan Perencanaan dan Penelitian Penngembangan Daerah Kabupaten Tabanan yang merupakan leading sektor menggelar Workshop Sinergitas Managemen dan Prospek Pengembangan Investasi Agrowisata di kawasan Nikosake di Tabanan, Sabtu (6/7/2019).
Forum diskusi ini digelar guna memantik pertumbuhan ekonomi baru di kawasan Tabanan Barat, khususnya di kawasan Nikosake.
Baca: Dorong Desa Adat Bangun Toko Ritel, Bupda Dinilai Bisa Topang Ekonomi Bali
Baca: Produk Rajutannya Melanglang ke Empat Negara, Ketut Suwarni Raup Omzet Capai Rp 2 Miliar
Mengingat kawasan Nikosake yang meliputi 5 desa di Tabanan Barat tersebut, diantaranya Desa Belimbing, Sanda, Munduktemu, Wanagiri dan Lumbung Kauh, masih sangat bisa untuk dikembangkan.
Seperti Desa Munduktemu bagaikan negeri di atas awan, Sanda dengan kunang-kunangnya dan Wanagiri dengan julukan Desa Hujan yang memiliki pemandangan Indah.
Dalam diskusi tersebut, satu per satu hal pun dibahas oleh OPD di Tabanan, narasumber, pihak terkait seperti camat dan perbekel di lima desa tersebut, dengan harapan bisa menggali seluruh potensi dari lima desa di kawasan Nikosake yang akan dikemas menjadi sebuah produk.
Kemudian juga bisa dikolaborasikan dengan aktivitas produksi dari penduduk setempat, sehingga wisatawan tertarik mengunjungi lima desa tersebut.
Baca: Tukar Sampah dengan Bibit Tanaman, Jalani Bisnis Sekaligus Edukasi Lingkungan
Baca: Esok Job Fair Kota Denpasar, 40 Perusahaan Buka 1.001 Lowongan Kerja
Sekda Tabanan, I Gede Susila mengatakan, dalam pengembangan ekonomi lokal melalui program KPPN memilih 5 desa ini sebagai pengembangan investasi agrowisata didasari atas pertimbangan desa yang memiliki angka kemiskinan relatif tinggi.
“Melalui berbagai diskusi, disepakati komoditas yang dijadikan fokus pengembangan adalah nira, kopi, salak dan kelapa. Selanjutnya desa dan empat komoditas unggulan tersebut kami branding sebagai Nikosake,” jelasnya.
Dalam usaha pengembangan daerah tersebut, kata dia, dalam satu tahun terakhir ini melalui fasilitas Bappenas, Pemkab Tabanan telah menjalin kerja sama dengan proyek NSLIC/NSELRED melalui Program Responsive Innovation Fund atau RIF untuk peningkatan produk dan pelatihan SDM.
Baca: Suasana Haru Iringi Pemakaman Sutopo di Boyolali, Tangis Dua Orang Tercinta Ini Pecah
Baca: Polres Karangasem Amankan Buronan Pencuri Motor di Desa Abang
“Melalui kerja sama ini telah terlaksana berbagai pelatihan berkenaan dengan peningkatan nilai tambah produk unggulan, serta penyiapan SDM untuk mendukung pengembangan desa wisata,” imbuh Susila.
Nantinya, untuk menangani pemasaran komoditas dan produk olahan petani, BUMDes dan UMKM akan diberikan kepada Perusahaan Daerah Dharma Santika.
Selain itu, juga sangat diperlukan dukungan dari semua pihak, khususnya masyarakat di kawasan Nikosake sehingga program ini bisa berjalan dengan lancar.
“Tingkatkan SDM, pelihara komitmen, jaga kebersamaan, dan bangun jejaring seluas mungkin,” tandasnya.(*)
