EKSKLUSIF Tribun Bali

Selama Februari 2014, Pelabuhan Benoa Bongkar 54.896 Ekor Hiu

Usai mengaitkan tujuh ekor ikan, katrol ditarik dan ikan-ikan itu pun terangkat.

Editor: Iman Suryanto
zoom-inlihat foto Selama Februari 2014, Pelabuhan Benoa Bongkar 54.896 Ekor Hiu
Tribun Bali/Tim
Suasana penurunan hiu di salah satu pasar tradisional di Bali

Berita Ekslusif Tribun Bali

MOBIL berwarna kuning merapat ke bibir Pelabuhan Benoa, Denpasar. Di belakang truk itu terdapat tiang besi berwarna biru. Tinggi tiang itu sekitar 10 meter. Di ujung besi bitu menggantung pengait (katrol) yang dapat digerakkan naik turun menggunakan mesin.

Beberapa saat kemudian bunyi mesin menderu. Tiang besi diarahkan ke atas palka kapal yang sebelumnya sudah berlabuh di Dermaga Benoa.

Beberapa anak buah kapal (ABK) terlihat membuka tutupan berukuran sekitar 1,5 meter x 1 meter. Tutupan itu sebagai akses masuk ke lambung kapal, sekaligus tempat penyimpanan ikan-ikan hasil tangkapan.

Setelah tutupannya terbuka, uap es menyembur. Dua ABK masuk ke lambung kapal mengeluarkan ikan berukuran besar. Ikan dari berbagai jenis itu diletakkan di atas palka kapal. Ikan-ikan telah diikat tali dibagian ekornya.

Ada yang diikat tali berwarna merah dan lainnya diikat senar. Begitu ikan di atas palka sudah cukup banyak, katrol diturunkan. ABK lainnya langsung mengaitkan tali-tali pengikat ikan tersebut ke katrol.

Usai mengaitkan tujuh ekor ikan, katrol ditarik dan ikan-ikan itu pun terangkat. Selanjutnya dipindahkan ke mobil pick up hitam yang diparkir di samping truk tersebut. Seorang lelaki berkaos biru membetulkan posisi ikan-ikan di pick up.

Oleh karena ikan-ikannya besar, sehingga pick up hanya mengangkut sekitar 16 ekor ikan saja. Ikan-ikan itu ada yang utuh dari ekor hingga kepala. Tapi kebanyakan ekor, sirip dan kepalanya telah dipotong.

“Ikan-ikan ini ditangkap di perbatasan Indonesia - Australia. Kami mendapatkan ikan hiu ketika berburu ikan tuna. Ikan hiu ini terperangkap pancing longline (tali pancing panjang yang mempunyai 50-70 mata kail),” ungkap Aji (21), yang ikut bongkar muat ikan di Benoa kepada Tribun Bali, belum lama ini.

Hiu yang tertangkap jaring diangkat ke badan kapal dan dipotong siripnya. Badannya dibuang ke laut tetapi ada juga yang dibawa ke darat. Sirip-sirip ikan hiu itu dikumpulkan ABK untuk diserahkan ke perusahaan.

“Perusahaan yang menjualnya. ABK mendapat 50 persen dari total penjualan sirip tersebut,” kata Aji.

Pendapat yang sama diungkapkan La Ode Mong Sidik, nelayan yang menjadi aktivis World Wildlife Fund (WWF). “Awalnya tidak disengaja. Seiring meningkatnya harga sirip hiu, banyak ikan hiu yang ditangkap,” ungkap lelaki yang menjadi nelayan sejak 1975 ini.

Menurut La Ode, harga sirip hiu di pasaran mencapai Rp 800 ribu. Konsumen sirip hiu berasal dari negara-negara di Asia seperti Hongkong, Taiwan, dan Cina.

Sedangkan daging hiu dijual di pasar lokal. Harga daging hiu di Pelabuhan Benoa Rp, 10 ribu per kilogram, tetapi ketika sudah di pasar-pasar di Bali harganya Rp 32 ribu per kilogram.

Di tempat terpisah, Kepala Pusat Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Bali, Mustari Olii, mengakui, selama Februari 2014 tercatat 54.896 ekor hiu ditangkap berbagai perusahaan di Pelabuhan Benoa.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved