CWP Investasi Rp 900 M untuk Bangun Resort and Spa di Pecatu
pembangunan resort di atas lahan seluas 11,5 hektar ini, akan dilakukan dalam dua tahap.
Penulis: Ida A M Sadnyari | Editor: Iman Suryanto
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - PT Cahaya Warna Prima (CWP) akan mengembangkan proyek resort and Spa Six Senses di wilayah Pecatu, Uluwatu, Badung dengan total investasi bangunan kurang lebih mencapai Rp 900 miliar di luar tanah.
Direktur Utama PT Cahaya Warna Prima, Harry Gunawan didampingi COO PT Cahaya Warna Prima, Tony Elie mengatakan, pembangunan resort di atas lahan seluas 11,5 hektar ini, akan dilakukan dalam dua tahap.
Dimana tahap pertama akan dibangun 108 villa dengan 28 sky villa pada lahan 6,5 hektar. Sedangkan pada tahap berikutnya akan dibangun 60 villa di atas lahan 5 hektar. Komposisi villanya satu kamar, dua kamar dan tiga kamar.
Pembangunan tahap pertama diperkirakan akan selesai pada akhir 2016, dengan targetnya tamu domestik dan tamu asing.
Public area yang disediakan berupa dua buah restaurant, all day dining dan speciality restaurant. Sebagai sarana penunjang, hadir spa dan fasilitas unik lainnya.
"Yang ingin kita perkenalkan di industri pariwisata adalah tidak hanya kamar hotel dan view Bali tapi juga culture dan sekaligus menjual experience. Ini yang ingin kita jual," ungkap Harry di sela-sela pelaksanaan groundbreaking resort and spa di Pecatu, Badung oleh PT Cahaya Warna Prima (CWP), Sabtu (20/9/2014).
Menurutnya, ini nilai lebih yang akan diberikan pada wisatawan yang datang ke Bali tidak hanya berlibur tetapi mereka mendapatkan edukasi, diajarkan cara bercocok tanam. Pihaknya akan melengkapi resort ini dengan organic garden seluas dua hektar, masyarakat di sini akan diprioritaskan untuk bercocok tanam dan hasilnya akan dibeli pihak hotel.
"Kita akan bina supaya hasilnya sesuai standar dan tingkat higienis kesehatannya terjamin," ungkapnya.
Selanjutnya, pembeli hasil pertanian organik ini akan menyasar tamu hotel, dengan menyediakan cooking lesson bagi mereka secara gratis.
"Kita juga memperkenalkan tiga culture yang utama dari Bali, yang disukai turia petualang yaitu tebing, sawah atau subak dan pantai," urainya.
Untuk pengelolaan hotel dan villa, CWP telah bekerjasama dengan Six Senses sebagai operator hotel yang mulai mengembangkan usahanya sejak 1995 dan dengan cepat dikenal sebagai pelopor industry hospitality yang berhasil mengkombinasikan operasional ramah lingkungan yang berkesinambungan dengan fasilitas high end yang terbaik.
"Kita akan buat tiga tempat di Bali. Kelebihan ketiga tempat tersebut adalah satu owner, dan satu turis yang datang ke hotel tersebut cukup check in di satu hotel dan bisa pindah ke hotel Six Sensen lain cukup dengan satu kartu. Mereka bisa menggunakan fasilitas ketiga hotel dan tagihannya tetap satu," urai Harry.
Harry mengaku optimis dengan pengembangan resort ini. Menurutnya, Bali mengenal all season sehingga tidak pernah sepi dari kunjungan wisatawan.
"Kita yakin dengan pengembagan yang akan datang, apalagi di Bali Selatan akan dibuat lingkar selatan yang ditunggu-tunggu dan diharapkan akan menjadi industri pariwisata," urainya.
Harry berpendapat, bisa jadi kemajuan industri pariwisata ke depannya akan mengalami peningkatan kunjungan dari turis lokal daripada tamu asing.
"Karakter lokasi kita ini berbeda dengan Kuta karena ini adalah tebing. Konsep Pecatu harus balance dengan kontur tanahnya dan dibangun sesuai kontur tanahnya berupa tebing. Kami sudah memiliki izin lingkungan," urai Tony Elie.
Ia berharap, semoga kehadiran proyek ini dapat ikut memberikan warna baru bagi dunia pariwisata di Bali sehingga akan menarik lebih banyak turis lokal dan manca negara. (*)