Ini Siklus Migrasi Burung, Australian Pelican Singgah di Serangan Bali

Dari keanekaragaman jenis burung di pulau Serangan. Denny mengatakan ada sejumlah burung yang tergolong langka singgah di Pulau Serangan.

Penulis: Edi Suwiknyo | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
Tribun Bali/Rizal Fanany
Seorang tengah melakukan pengamatan migrasi burung di Pulau Serangan, Denpasar, Minggu (10/5/2015). Pengamatan dan pendokumentasian migrasi burung merupakan rangkaian dari World Migratory Bird Day 2015. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Denny Hatief tampak asyik meneropong gerombolan burung.

Koordinator "World Migratory Bird Day 2015" ini bersama rekan-rekannya dari Fakuktas Kedokteran Hewan dan Biologi Universitas Udayana tengah mengamati migrasi burung di Pulau Serangan, Denpasar, Bali, Minggu (10/5/2015).

Para mahasiswa membawa sejumlah peralatan, seperti teropong, kamus jenis burung, dan kamera.

Ia katakan, pengamatan ini sudah dilakukan sejak 8 Mei 2015.

Menurut mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan ini, nantinya hasil pengamatan dan dokumentasi burung ini akan dikirim ke Bogor.

"Di sana, hasil dokumentasi ini akan dianalisi dan diidentifikasi," katanya.

Ia katakan, kondisi ekologis Pulau Serangan relatif terjaga.

"Karena kondisi ini banyak burung yang singgah di pulau ini. Mereka mencari makan sebelum akhirnya bermigrasi ke benua lainnya," jelasnya.

Dari keanekaragaman jenis burung di pulau Serangan.

Denny mengatakan ada sejumlah burung yang tergolong langka singgah di Pulau Serangan.

"Ada beberapa jenis. Namun yang jelas tahun lalu kami kedatangan tamu Australian Pelican meski hanya dua," kata dia.

Meski demikian selain jenis Australian Pelican ada sejumlah burung lainnya.

"Kalau dijumlah mungkin ada ribuan, baik dari segi banyak dan jenis burungnya. Di sini cenderung komplit memang," katanya.

Pengamat satwa liar, Yuyun Yanuar mengatakan, dari segi posisinya Pulau Serangan dan Bali pada umumnya memang terletak di jalur lintasan migrasi burung.

"Khusus Pulau Serangan adalah burung laut," kata dia.

Keberadaan burung ini berasal dari benua Asia, Siberia, dan Australia.

Diketahuinya, asal burung tersebut berasal dari proses identifikasi terhadap jenis burung yang bermigrasi di Pulau Serangan.

"Ada semisal Australian Pelican yang memang dari namanya jelas berasal dari Australia," katanya.

Ia menambahkan, khusus di Pulau Serangan ada dua siklus migrasi burung yang terjadi.

Yakni pada periode Oktober hingga Desember, dan Februari-Maret.

Menurutnya, ada tiga faktor mengapa seekor burung singgah ke sebuah tempat.

Faktor ketersediaan makanan, ekologi, dan gangguan.

Kalau ketiga faktor tersebut satu diantaranya tak terpenuhi, maka bisa dipastikan burung yang singgah tak akan bertahan lama.

"Karena banyak burung singgah di sini, maka jelas wilayah Serangan masih cukup bagus," ujarnya.

Ada sejumlah temlat yang menjadi tempat tujuan burung singgah, yakni Gunung Sega di Karangasem, Taman Nasional Bali Barat, Bedugul, Tamblingan, Tukad Unda, dan Pelabuhan Benoa. (*)

Info ter-UPDATE tentang BALI, dapat Anda pantau melalui:

Like fanpage >>> https://www.facebook.com/tribunbali

Follow >>> https://twitter.com/Tribun_Bali

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved