6 dari 10 Remaja Denpasar Merokok, Ardiawan: 'Awalnya Coba-coba'
Mengutip hasil survei, ia menyebutkan bahwa mayoritas terbesar dorongan untuk merokok di kalangan warga berusia 15-22 tahun adalah iklan rokok.
Penulis: Manik Priyo Prabowo | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
“Gerakan produsen rokok itu sistematis, masif dan terus-menerus, termasuk di Bali. Reklame rokok masih terlihat bertebaran di berbagai tempat. Pariwisata Bali jangan sampai diracuni oleh rokok,” kata Abdillah Ahsan, Wakil Kepala Lembaga Demografi FE UI.
Mengutip hasil survei, ia menyebutkan bahwa mayoritas terbesar dorongan untuk merokok di kalangan warga berusia 15-22 tahun adalah iklan rokok.
Tak jauh dari tempat workshop, di sebuah warung makan di Kuta, Tribun Bali kemarin menemui sekelompok pelajar SMP, yang beberapa di antaranya sedang merokok.
“Sebelumnya cuma coba-coba. Sekarang sudah sering, tapi sehari paling cuma 6 batang. Saya merokok kalau pas sedang kumpul teman-teman,” kata Wayan Ardiawan (15), seorang siswa SMP di kawasan Kuta, Rabu (3/6/2015).
Teman Ardiawan, Dedi (16) yang kemarin juga terlihat menghisap rokok, mengaku mulai merokok karena coba-coba dan akhirnya keterusan.
“Sehari paling habis dua batang. Kalau punya duit ya beli beberapa batang,” kata Dedi.
Survei menunjukkan, konsumsi rokok di kalangan berpenghasilan rendah ternyata lebih tinggi dibandingkan di kalangan ekonomi menengah atas.(*)