Tragedi Angeline
Laura, Anak Tertua Douglas Sebut Ayahnya Tak Pernah Adopsi Angeline
Laura menyebut, keberadaan Angeline berikut polemik kematian gadis cilik usia 8 tahun tersebut tidak terkait dengan Douglas.
Dia memiliki banyak keahlian dan jabatan.
Douglas juga tercatat sebagai penulis buku berjudul The Genesis Hypothesis yang terbit April 1998
“Douglas Scarborough = Explorationist, Direktur, Konsultan, Pemikir, Bapa, Suami, Kakek, Ahli Fisika, Penulis, Penemu, Teman, Rekan, dan banyak hal lainnya,” tulis Laura.
Douglas lahir di Galveston, Negara Bagian Texas, Amerika Serikat pada 26 Februari 1945.
Ia anak bungsu dari lima bersaudara.
Dia meninggal di Singapura 17 September 2008 pukul 09:17 Wita karena komplikasi dari serangan jantung.
“Dia begitu dicintai di seluruh dunia. Sebagian besar hidupnya bekerja dihabiskan di Indonesia, bekerja pada sistem seismik dan eksplorasi minyak. Selain kehebatannya dalam mengembangkan teknologi baru dan ide-ide, ia memberikan waktunya untuk membantu, dan mendukung tanpa pamrih untuk banyak kawan-kawannya, keluarga, dan rekan.”
Menurut informasi yang diperoleh Tribun dari sumber di Denpasar, Bali, Douglas pernah bekerja di beberapa perusahaan besar multinasional di bidang tambang minyak yang beroperasi di Kalimantan Timur dan daerah lain di Indonesia.
Menanggapi berita duka yang diungah Laura mengenai kematian Douglas, tujuh tahun silam, banyak rekan mendiang memberi komentar.
Misalnya praktisi perminyakan dari Rusia, Igor Tishchenko, “Saya pribadi dan semua tim Rusia, berduka cita atas meninggalnya Pak Douglas. Kami mengcapkan belasungkawa yang besar untuk semua staf dari PT SVI (PT Sistim Vibro Indonesia), dan kerabat, untuk putrinya - Christina, Laura, Sarah dan istri-istrinya - Ilse dan Telly.”
Telly nama alias Margreit Ch Megawe. Margreit juga memiliki putri bernama Yvonne Caroline Megawe.
“Pak Douglas benar-benar orang yang baik, manajer sangat kreatif, ahli geofisika dan sahabat yang baik. Kami senang dapat bekerja sama di Indonesia dan membesarkan perusahaan bersama Douglas selama 10 tahun terakhir,” tulis Igor Tishchenko.
Hannes Schumann mengaku sudah bertahun-tahun mengenal Douglas.
“Saya telah berada di Indonesia selama lebih dari 30 tahun. Saya sudah kenal Doug selama bertahun-tahun. Dia adalah teman baik, jujur, pikirannya tidak selalu mudah dicerna tetapi selalu menarik dan pemikirannya asli.”
Rekan lainnya Jean-Pierre Franger menuturkan perkenalannya sekitar lima tahun sebelum Douglas meninggal.