Young Gen

Belajar Bahasa Isyarat bersama Bali Deaf Community

Kelas belajar bahasa isyarat dimulai pukul 16.00-18.30 Wita. Satu per satu pengunjung di Lapangan Puputan bergabung.

Editor: gunawan
Tribun Bali/Luh De Dwi Jayanthi
Bali Deaf Community bersama relawan foto bersama dengan isyarat ‘Aku Cinta Kamu’ di Lapangan Puputan, Denpasar, Minggu (1/11/2015). 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Luh De Dwi Jayanthi

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Gerak-gerik tangan tiada henti diiringi ucapan dan ekspresi kian menyelimuti sekelompok pemuda di sore hari. Mereka sekelompok pemuda tuna rungu yang mengajar bahasa isyarat untuk orang umum di Lapangan Puputan, Denpasar, Minggu (1/11/2015).

Saat itu, pengunjung tampak memadati sebelah barat lapangan, ada yang sekedar duduk bercengkerama dan menunggu anaknya bermain. Ada juga yang memerhatikan x-banner yang bergambarkan isyarat Bisindo dekat Komunitas Bali Deaf Community (BDC) itu.

Kelas belajar bahasa isyarat dimulai pukul 16.00-18.30 Wita. Satu per satu pengunjung di Lapangan Puputan bergabung. Ada yang muda ada juga yang tua. Canda tawa hadir saat setiap peserta diuji, mengulang apa yang mereka pelajari sebelumnya. Peserta yang baru belajar itu tampak lupa.

Yuliana, Guru Bahasa Isyarat BDC terlihat mengulang beberapa kali bahasa isyarat yang keliru ditiru peserta.

“Kalau mengajar bahasa isyarat itu susah, mereka keseringan lupa,” ujar Yuliana, penyandang tuna rungu parsial ini.

Adapun yang diajarkan BDC saat itu mengenai abjad, kata benda, kata sapaan, kata sifat, cuaca dan lainnya.

“Belajar bahasa isyarat itu susah-susah gampang. Belajar kata sih gampang, begitu bikin kalimat jadi susah. Saya sangat tertarik, berkomunikasi dengan tangan itu ajaib rasanya,” ungkap Oka Sudarsana yang merupakan seorang film maker.

Tak terlihat ada yang keluar kelas (arena belajar) selama pelajaran berlangsung, setiap peserta mengikuti dari awal sampai akhir.

Ketua BDC, Ade Wirawan mengatakan, kelas Bahasa Isyarat itu rutin dilaksanakan setiap Minggu dari pukul 14.00-16.00 Wita di Lantai 4 Student Center, Jalan Dr Goris.

“Khusus minggu ini, kami ke tempat umum. Agar banyak yang tahu kalau semua boleh belajar bahasa isyarat. Kami butuh penerjemah untuk membantu kami,” tutur Ade yang saat itu diterjemahkan oleh relawan BDC.(*) 

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved