Bentrokan di Lapas Kerobokan
Ketua DPRD Bali: Negara Kalah oleh Premanisme
Ketua DPRD Provinsi Bali, Nyoman Adi Wiryatama, mengatakan bahwa negara telah kalah dengan premanisme.
Laporan Wartawan Tribun Bali, AA Gde Putu Wahyura
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Ketua DPRD Provinsi Bali, Nyoman Adi Wiryatama, mengatakan bahwa negara telah kalah dengan premanisme.
Pernyataan itu diungkapkan oleh Adi setelah mendengar penjelasan Pelaksana Harian/Plh Kepala Lembaga Pemasyaratakan (Kalapas) Kelas II A Denpasar di Kerobokan, Kusbiyantoro, tentang adanya oknum-oknum ormas yang memaksa masuk ke dalam lapas tanpa menghiraukan petugas.
Itu terjadi ketika mencuat keributan antar ormas di Lapas Kerobokan pada 17 Desember 2015 lalu.
Wiryatama mengatakan, negara telah kalah ketika para anggota ormas tidak menghargai sipir penjara, dengan nyelonong masuk ke dalam lapas tanpa mengikuti prosedur.
Padahal, sipir merupakan aparat pengamanan di lapas yang ditugaskan oleh negara.
"Negara sudah kalah. Bagaimana anggota ormas bisa masuk seenaknya ke dalam lapas," ucap Adi dalam rapat koordinasi bersama Polda Bali, Lapas Kerobokan, dan BNN Provinsi Bali di Gedung DPRD Bali, Denpasar, Senin (4/1/2016).
Ia menegaskan Lapas Kerobokan harus membuka diri dan menjalin kerjasama dengan kepolisian untuk melakukan pengamanan.
Apalagi, jumlah petugas pengamanan Lapas Kerobokan sangat minim.
Adi mengatakan, Bali membutuhkan keamanan karena Bali merupakan daerah pariwisata.
Evaluasi atas keamanan di Bali pada tahun 2015 diminta menjadi acuan untuk tahun 2016.
Sementara itu, Ketua Komisi I DPRD Provinsi Bali, Tama Tanaya mengatakan, ada beberapa catatan terkait keamanan di Bali selama 2015.
Di antaranya bentrokan ormas, darurat narkoba, dan isu ISIS serta terorisme di Bali.
“Catatan yang masuk ke Komisi I, pertama rasa aman di Bali terusik oleh adanya bentrok ormas. Kedua masalah narkoba. Bali kini darurat narkoba, bahkan cenderung tidak bisa dikendalikan. Kita dengar rehabilitasi pengguna narkoba, tapi sisi pencegahan penggunaan narkoba justru lemah. Selain itu isu terorisme atau ISIS. Saya dengar Bali menjadi tempat persinggahan. Untung saja kita dapat melewatkan Natal dan Tahun Baru dengan aman. Ancaman terorisme ini berbahaya bagi Bali,” urai Tama Tanaya. (*)
Info ter-UPDATE tentang BALI, dapat Anda pantau melalui:
Like fanpage >>> https://www.facebook.com/tribunbali
Follow >>> https://twitter.com/Tribun_Bali