Bencana Alam di Bali

BPBD Badung Catat 335 Titik Bencana Saat Hujan Lebat Kemarin, Kerobokan & Mengwitani Ada Korban Jiwa

Pihaknya pun merinci, di Kecamatan Petang ada 7 titik bencana, Abiansemal sebanyak 48 titik bencana, Mengwi 132 titik bencana

ISTIMEWA
BPBD Badung saat membersihkan pohon tumbang, dan melakukan asesment pasca banjir di Kabupaten Badung pada Minggu 14 September 2025. 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Setelah dilakukan proses, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Badung mencatat adanya 335 titik bencana yang terjadi di Gumi Keris pada 10 September 2025 lalu.

Ratusan bencana akibat hujan deras itu pun meliputi banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang. Bahkan yang paling parah yakni di wilayah Kerobokan dan Mengwitani.

Mengingat di wilayah Kerobokan sampai ada orang, yang meninggal dunia karena terjebak banjir. Begitu juga di wilayah Mengwitani, yang hilang sampai saat ini dengan rumahnya amblas diterjang banjir bandang.

Dengan banyaknya titik bencana yang ada, BPBD belum bisa memastikan kerugian yang dialami. Mengingat banyak warga yang terdampak termasuk membuat infrastuktur rusak.

Baca juga: MASALAH Baru Pasca Banjir, Banyak Kendaraan Rusak! Sampah Jadi Ancaman Tersembunyi Bencana di Bali

Baca juga: ASTAGA Hutan di DAS Ayung Hanya Tinggal 3 Persen, Menteri Hanif Atensi Banjir Telan 17 Korban Jiwa!

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Badung, I Ketut Murdika, mengaku dari hasil rekap yang dilakukan ternyata ada 135 titik bencana yang terjadi di Kabupaten Badung.  Semua itu tersebar disemua kecamatan di Badung.

"Di semua kecamatan ada bencana, sebagaian besar banjir di wilayah selatan, sedangkan longsor di wilayah Badung Utara," jelasnya Minggu 14 September 2025.

Pihaknya pun merinci, di Kecamatan Petang ada 7 titik bencana, Abiansemal sebanyak 48 titik bencana, Mengwi 132 titik bencana, Kuta Utara 115 titik bencana, dan Kecamatan Kuta ada 33 titik bencana. Ia pun menyatakan, ratusan bencana ini terjadi saat 10 September 2025.

"Sebagian besar bencana adalah banjir. Ada juga pohon tumbang dan tanah longsor. Namun dominan banjir," bebernya.

Pihaknya menyebutkan, dari ratusan titik bencana tersebut, yang terdasyat adalah banjir di Perumahan Permata Residence, Kelurahan Mengwitani, Kecamatan Mengwi.

Dari adanya banjir banyak rumah yang mengalami kerusakan, bahkan ada satu keluarga yang kini masih dinyatakan hilang. 

"Yang terparah itu di Mengwitani, yang rumahnya hanyut," ungkapnya sembari mengatakan di wilayah Kerobokan juga ada terjebak banjir hingga terbawa arus, dan satu meninggal dunia.

"Jadi dari seluruh titik bencana ada satu korban jiwa, dan tiga orang yang hingga kini belum ditemukan," tegasnya lagi. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved