50 Tahun Tidak Dipentaskan, Sang Hyang Jaran ‘Tedun’ dengan Kilatan Petir
Sudah 50 tahun tarian sakral Sang Hyang Jaran tidak dipentaskan di Pura Penataran Sasih, Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring, Gianyar, Bali.
Penulis: I Putu Darmendra | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
Kejadian itu sangat dipercaya menjadi penanda tedunnya Sang Hyang Jaran.
Di halaman pura, batok kelapa kering dibakar warnanya merah membara.
Asapnya mengepul. Satu pemedek sontak berteriak histeris hilang kesadaran.
Kekuatan gaib seakan merasuk ke dalam tubuhnya.
Ia yang kerauhan langsung dipapah menuju bara api batok kelapa.
Sebuah kuda-kudaan berbahan kayu behias janur lalu diambilnya.
Pemedek ini menarikan tarian kuda. Dia juga menginjak bara api.
Vibrasi magis menyebar hingga kemudian membuat delapan pemedek lainnya kerauhan.
Ini saat dimana Sang Hyang Jaran mesolah untuk pertama kalinya terhitung setelah 50 tahun yang lalu.
Ribuan mata krama memandang penuh takjub.
Lama dinanti akhirnya ritual sakral ini kembali dapat mereka saksikan.
Utama mandala benar-benar sesak dipenuhi lautan manusia.
Bahkan sebagian pemedek harus rela tidak bisa menyaksikan ritual magis tersebut.
Sembilan pemedek yang kerauhan terus menari di atas tumpukan bara api batok kelapa.
Percikannya terbang ditendang. Suasana magis begitu terasa sekitar hampir dua jam lamanya.
