Bali Macet? Ah, Sudah Klasik, Ini Fakta-Faktanya

Kemacetan kini sudah menjadi masalah klasik di Bali.

Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Irma Yudistirani
TRIBUN BALI / I Nyoman Mahayasa
Kemacetan panjang terjadi dari arah gerbang Tol Bali Mandara menuju arah Nusa Dua dan Bandara Ngurah Rai, Jumat (6/5/2016). Pelaku wisata dan wisatawan mengeluhkan kemacetan selama musim libur di Bali. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kemacetan kini sudah menjadi masalah klasik di Bali.

Apalagi saat liburan panjang akhir pekan atau long weekend seperti saat ini.

Masalah kemacetan ini pun menjadi momok sekaligus ancaman bagi dunia pariwisata Bali, karena berkurangnya tingkat kenyamanan wisatawan.

Keluhan kemacetan oleh wisatawan domestik (wisdom) maupun wisatawan mancanegara (wisman) disampaikan pelaku pariwisata di Bali, baik dari kalangan perhotelan serta travel agent.

Bahkan keluhan sudah muncul saat para wisatawan begitu keluar dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kabupaten Badung.


Kendaraan menumpuk nyaris tak bisa bergerak di simpang Patung Dewa Ruci pada Jumat (6/5/2016) siang hingga sore dan Pantai Kuta dari Jumat sore hingga malam. Tampak sejumlah bus-bus besar dan kendaraan roda empat memadati tempat parkir Pantai Pandawa, Jumat (6/5/2016). (Tribun Bali/ Made Prasetya Ariawan)

“Banyak tamu domestik mengeluhkan macetnya jalan di seputaran Seminyak, Kuta, dan sekitarnya. Bahkan perjalanan mereka mencapai 1-2 jam ke tujuan, yang seharusnya bisa ditempuh sekitar 30 menit saja,” kata General Manager (GM) Hotel Santika Seminyak, Sang Nyoman Gunarta, kepada Tribun Bali, Jumat (6/5/2016).

Dengan kemacetan ini, perjalanannya mereka menjadi lebih lambat 2-3 kali lipat.

Alhasil, banyak wisatawan yang harus mengurungkan niatnya untuk mengunjungi beberapa tempat wisata.

Waktunya lebih banyak habis di perjalanan karena terjebak macet.

Dari pantauan Tribun Bali, kemarin, kemacetan cukup parah memang terjadi di kawasan Bandara Ngurah Rai, simpang Patung Dewa Ruci, Jalan Tol Bali Mandara, kawasan Nusa Dua, jalur Pantai Pandawa di Desa Kutuh, kawasan Jimbaran, Seminyak, kawasan Pantai Kuta saat menjelang sore.   

“Bagi saya, ini kan masalah klasik. Seharusnya pemerintah lebih tanggap dan antisipatif. Sehingga macet tidak menjadi momok yang selalu dikeluhkan wisatawan,” kata Gunarta.

Pihaknya juga mengimbau kepada pemerintah agar segera menyelesaikan proyek jalan atau perbaikan gorong-gorong sehingga tidak menggangu lalu lintas.

“Ini kayak di Jalan Sunset Road, ada perbaikan jalan dan gorong-gorong sejak pertengahan tahun lalu. Tetapi proyeknya terhenti tanggal 31 Desember 2015, sampai Mei 2016 belum juga kelar-kelar, ini kan sangat menggangu arus lalu lintas di hotel dan jalan sekitarnya. Jadi tolonglah kalau ada proyek segera diselesaikan, sehingga tidak menimbulkan kemacetan dan membahayakan orang lain,” tegasnya.

Keluhan masalah kemacetan oleh wisatawan juga diungkapkan Managing Director PT Bali Bagus Memori Wisata (BBM Tours and Travel), Kadek Darmayasa.

Khususnya pada bundaran Bandara Ngurah Rai, bundaran Tol Bali Mandara, dan simpang menuju ke Kampus Udayana di Bukit Jimbaran.

“Ini selalu menjadi keluhan begitu wisatawan turun dari bandara, saya rasa pemerintah harus cepat mengambil sikap yang solutif,” ungkapnya.

Ketua Asita Bali, I Ketut Ardana, membenarkan masalah kemacetan menjadi keluhan wisatawan.

Baginya Bali selatan sudah sangat crowded, khususnya masalah kemacetan.

"Seperti kemarin di Kuta itu, sampai tidak bisa bergerak, yang bisa bergerak hanya yang jalan kaki saja,” tuturnya.

Ia juga mengamini, macet menyebabkan perjalanan tersendat hingga berjam-jam dari estimasi waktu yang seharusnya hanya ditempuh sekitar 30 menit.

“Kadang bisa sampai dua jam di jalan saja, kami dari travel agent ya berusaha menjelaskan saja, agar turis ini tidak komplain,” katanya.

Sebagai solusi, Ardana mengharapkan pemerintah membijaksanai pembangunan di Bali selatan, dengan menghentikan pembangunan akomodasi dan membangun akses jalan yang memadai.

“Mungkin kalau mau membangun fasilitas pariwisata bisa ke timur, barat, dan utaranya Bali, bukan di selatan lagi,” tegasnya.

Selain di kawasan Bali selatan, hingga kemarin kemacetan juga masih terjadi di jalur Gilimanuk-Denpasar, jalur Denpasar-Singaraja tepatnya di kawasan wisata Bedugul, dan Tanah Lot.

Begitu juga kawasan wisata Kintamani, Bangli dan "kampung turis" Ubud, Gianyar.

Di Bedugul, lalu lintas terpantau padat, meski kepadatannya tidak seperti pada Kamis (5/5/2016).

Kendaraan masih bisa berjalan kendati pelan.

Justru kepadatan pengunjung tampak di obyek wisata DTW Tanah Lot yang diperkirakan kunjungan masih tinggi sekitar dua kali lipat dari hari biasa. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved