Ida Pedanda Gunung Wafat
VIDEO: Dharma Wacana Ida Pedanda Gunung, ‘untuk Menolong Diri Mari Cintai Diri Sendiri’
“Tolong cintai dirimu sendiri sebelum kamu mencintai orang lain. Tanpa kamu mencintai dirimu, mustahil kamu bisa mencintai orang lain”.
Penulis: Ida A M Sadnyari | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Ida Pedanda Gede Made Gunung pada akun Facebook resminya sempat mengatakan, tujuan utama beliau untuk menjadi Pedanda bukan semata hanya untuk muput yadnya, melainka senantiasa meningkatkan kualitas kerohanian atau Dharma Agama.
(Siapa Sesungguhnya Ida Pendanda Gunung Hingga Sosoknya Disegani Umat?)
Muput yadnya baru dilaksanakan kalau ada orang yang ngaturang, dalam arti kalau ada yang datang diterima kalu tidak ada tidak apa-apa.
(BREAKING NEWS: Amor Ring Acintya, Pencerah Umat Ida Pedanda Gede Made Gunung Telah Wafat)
Seperti air pancuran, ada atau tidak orang yang datang untuk mengambil air, pancurannya tetap akan mengalir.
(Pencerahan Terakhir Pedanda Made Gunung ‘Kematian Itu adalah Teman Setia dari Kehidupan Kita’)
Beliau pun menjelma menjadi Tokoh Hindu yang dinilai banyak kalangan memiliki pemikiran yang jauh kedepan, trampil dalam "menerjemahkan" tatwa agama dengan bahasa yang jelas.
Pedanda ini, seolah - olah mengubah citra Pedanda (Pendeta Hindu) dari sekedar muput karya (memimpin pelaksanaan upacara), menjadi pemberi Dharma Wacana, disamping tentunya juga muput karya.
Tidak mengherankan jika wajah beliau acapkali muncul di berbagai media, baik media elektronik maupun media cetak, untuk memberikan dharma wacana (wejangan suci) kepada umat Hindu.
(Kamu Merasa Tak Berguna? Ini Renungan Ida Pedanda Gunung: ‘Hidup Itu Seperti Sebuah Perjalanan’)
Beliau memberikan dharma wacana tidak hanya di Bali, tetapi juga di luar bali seperti Jakarta hingga ke Kalimantan.
Beliau juga sempat matirta yatra ke India bersama Dr.Somvir.
Dalam video ini tampak Ida Pedanda memberikan dharma wacana yang seringkali disambut tawa bahagia umat.
“Tolong cintai dirimu sendiri sebelum kamu mencintai orang lain. Tanpa kamu mencintai dirimu, mustahil kamu bisa mencintai orang lain”.
Moral manusia saat ini banyak menjadi sorotan sebab banyak yang jatuh.
Ida Nak Lingsir mengatakan, “tidak ada orang lain yang akan bisa membantu. Untuk menolong diri mari kita mencintai diri sendiri. Mari kita sayangi dan bhakti pada orang tua, Hyang Guru, baru yang lainnya. Dengan melakoni itu maka semuanya akan mudah”.
Begitu beratnya menjadi manusia, tetapi luar biasa bahagianya dibandingkan menjadi makhluk lain. (*)