Pilkada Buleleng

Singyen Jadi Ketua Golkar Buleleng, Rochineng-Ariadi Diusulkan Maju Pilkada 2017

Singyen akhirnya terpilih menjadi ketua setelah melalui proses musyawarah dalam sidang yang dipimpin Gusti Putu Wijaya.

Penulis: Lugas Wicaksono | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
Tribun Bali/Lugas Wicaksono
Gede Ariadi (kiri) bersama Ketut Sudikerta (dua kiri), Putu Singyen (tiga kiri) dan Nyoman Sugawa Korry saling berjabat tangan seusai perhelatan Musda di Kantor DPD Golkar Buleleng, Kamis (30/6/2016). 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Putu Singyen akhirnya terpilih sebagai Ketua DPD Golkar Buleleng menggantikan Nyoman Sugawa Korry dalam Musyawarah Daerah (Musda) Golkar Buleleng, Bali, Kamis (30/6/2016).

Singyen bersaing dengan Gede Ariadi dalam perebutan kursi ketua tersebut.

Singyen akhirnya terpilih menjadi ketua setelah melalui proses musyawarah dalam sidang yang dipimpin Gusti Putu Wijaya.

Sebelumnya kedua calon tersebut bersaing ketat dan memperoleh suara seimbang dari 14 suara yang diperebutkan.

Sementara Sugawa Korry usai demisioner sebagai Ketua DPD Golkar Buleleng kini menjabat sebagai Sekretaris DPD Golkar Bali.

"Melalui musyawarah ini, kami memutuskan bahwa Ketua DPD Golkar Buleleng terpilih adalah Putu Singyen. Suasana yang sempat panas tadi kini mencair. Kami harap dengan keputusan ini, kita secara bersama-sama membesarkan Partai Golkar untuk meraih kemenangan disetiap perhelatan politik," ujar Ketua DPD Golkar Bali, Ketut Sudikerta.

Sementara Gede Ariadi setelah tidak terpilih sebagai ketua umum diberikan jabatan sebagai Ketua Harian DPD Golkar Buleleng.

Ia menggantikan jabatan Susila Umbara.

Sedangkan Sekretaris DPD Golkar Buleleng kini ditempati Nyoman Gede Wandira Adi yang sebelumnya menjabat bendahara.

"Intinya saya siap mengemban tugas dan amanah untuk memimpin Golkar Buleleng. Saya punya keingginan untuk membesarkan dan mengibarkan Partai Golkar dari tingkat atas sampai ke tingkat desa," kata Singyen.

Ariadi sebagai calon ketua yang tidak terpilih mengaku menerima keputusan dalam pelaksanaan Musda.

“Intinya bagaimana kita harus bisa membesarkan Partai Golkar. Apa yang menjadi keputusan Musda ini harus kita jalankan,” ucapnya.

Singyen sebelumnya dinyatakan tidak lolos verifikasi sebagai calon ketua karena hanya berijazah SMA, sedangkan dalam peraturannya minimal berijazah Diploma III untuk menjadi ketua.

Belakangan Singyen meminta rekomendasi DPP Golkar di Jakarta untuk dapat mencalonkan diri sebagai ketua.

"Sebenarnya Singyen Sarjana kok, tapi yang sebenarnya itu adalah kenapa Singyen minta rekomendasi ke pusat. Seharusnya kalau sudah memenuhi persyaratan, kan siap bertarung. Dan terbukti sekarang," ujar Sudikerta.

Di sisi lain, Golkar mengajukan nama pasangan Ketut Rochineng dan Gede Ariadi sebagai calon bupati dan wakil bupati dalam Pilkada Buleleng 2017 kepada Koalisi Buleleng Mandara (KBM).

Kini Golkar sedang intens membangun komunikasi dengan Parta Demokrat, Gerindra, PPP, PKS dan PAN untuk membangun KBM.

Namun keputusan untuk mengusung pasangan Rochineng dan Ariadi masih belum final.

Keputusan itu bergantung penerimaan partai koalisi lain. Rencananya Juli ini sudah ada keputusan final siapa yang akan diusung KBM dalam pilkada.

“Rochineng nggak mungkin jadi cawabup, pasti jadi calon bupatinya. Tapi itu tetap melalui survei. Kami sudah bicarakan tadi di Musda masalah survei itu, yaitu kami merekomendasi Gede Ariadi sebagai calon wakil bupati dengan bergabung bersama partai lain," kata Sudikerta. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved