Dari Pembantu Jadi Penasihat Presiden AS, Ima Rutin Kirim Uang pada Ortu di Desa
Meski hanya sekolah sampai kelas 1 SMA saja, diakui Turiyo, anaknya itu gigih dalam belajar. Ima kini bisa berbicara dalam bahasa Inggris
Selama Ima di Amerika, Turiyo dan istrinya selalu diberi kabar oleh anaknya itu. “Kata dia, urusan pekerjaannya adalah membantu orang-orang di sana disuruh kerja seperti budak dan diterlantarkan oleh majikannya,”tutur Turiyo.
Meski hanya sekolah sampai kelas 1 SMA saja, diakui Turiyo, anaknya itu gigih dalam belajar.
Ima kini bisa berbicara dalam bahasa Inggris dengan lancar.
Terakhir Ima pulang ke Malang dua tahun yang lalu.
Saat Ima pulang, dia selalu bercerita tentang kegiatannya selama berada di Amerika.
Ima juga memberi nasihat kepada para tetangga dekat rumah di desa agar tidak bekerja di luar negeri.
Melalui cerita ibunya, Ima mengatakan bahwa lebih enak kerja di dalam negeri daripada luar negeri.
Adik bungsu Ima, Haris Susana, mengatakan saat kakaknya pergi ke Amerika Haris masih duduk di bangku SD.
“Mbak Ima orangnya pendiam, tetapi pekerja keras. Waktu pulang kemarin, kami bercerita saat kami sama-sama bermain sewaktu kecil,” tutur Susana.
Rencananya, dini hari tadi waktu Amerika, Ima bakal tampil di Konvensi Nasional Partai Demokrat AS di Philadelphia.
Ima diminta menyampaikan pengalamannya sebagai korban perbudakan dan perdagangan manusia di Amerika di depan puluhan ribu delegasi Partai Demokrat –partai yang mengusung Obama sebagai Presiden AS.
“Kakak hanya bilang pernah bertemu PresidenBarrack Obama, tapi dia tidak pernah bercerita tentang kegiatannya di Gedung Putih.” Kata sumber Tribun.(surya/habis)