Pedagang Kantin RSUP Sanglah Mengeluh Rugi Besar, Wisada : ‘Keluhan Kecil, Tidak Usah Dihiraukan!’

Penilaian JCI yang dilakukan selama empat hari berturut-turut sejak 8-11 Agustus membuat banyak pedagang kantin di RSUP Sanglah Merugi

Penulis: Sarah Vanessa Bona | Editor: Eviera Paramita Sandi
TRIBUN BALI / SARAH VANESSA BONA
Situasi Kantin RSUP Sanglah yang kembali buka usai ditutup selama empat hari selama penilaian Joint Commission International(JCI), Jumat(12/8/2016) 

 KPN Kamadhuk menyewa lahan milik RSUP Sanglah dan mengelola semua kantin yang berada dalam lahan tersebut. 

"Semua kantin berada di bawah naungan koperasi Kamadhuk dan koperasi yang mengelola," kata Wisada yang mengaku tidak hapal data mengenai biaya sewa kantin dan kontrak kerjasama antara koperasi kamadhuk dan kantin.

Wisada mengaku justru koperasi yang merugi karena kantin-kantin tersebut ditutup. 

Ia juga mengatakan pedagang kantin tak perlu mengurus masalah penutupan kantin karena itu tanggungjawab koperasi pada RSUP Sanglah

"Saya yang malah rugi karena saya yang mengelola dan bertanggungjawab mengenai kantin. Mereka bukan mengontrak, saya yang bayar ke RSUP Sanglah," ujarnya gusar

Wisada juga membantah adanya pedagang yang masih berjualan disebelah IGD saat tim penilai JCI bertandang ke RSUP Sanglah

Ia mengatakan Pedagang Kaki Lima(PKL) yang liar selalu diusir oleh satpam dan bahkan pernah melibatkan satpol PP karena tempat itu bukan areal pedagang.

Selama ini KPN Kamadhuk hanya bekerjasama dengan kantin-kantin di selatan RSUP Sanglah.

"Keluhan-keluhan kecil yang tidak berbobot dan punya kepentingan pribadi tidak usah dihiraukan," tutupnya saat dikonfirmasi via telepon. (*) 

Sumber: Tribun Bali
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved