Bangke Matah Dikubur di Klungkung Bali
Malam Ini, Tanpa Takut Dewa Aji Tapakan akan Dikubur Hidup-hidup, Begini Kisah Kemampuan Gaibnya!
Suatu ketika atau pada 11 tahun lalu, ketika sedang tertidur ia mendapat pawisik dan merasa didatangai oleh Ida Betara Ratu Mas Klungkung serta seekor
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
“Saya selama ini ngayah sebagai layon (watangan). Saya sudah siap lahir bathin walaupun harus mependem atau dikubur. Karena ini kehendak Beliau, pasti Beliau akan melindungi,” ungkap pria yang ketika ditemui menggenakan pakaian serba putih tersebut.
Dewa Tapakan menceritkan, awal mula ia ngayah sebagai watangan bermula ketika mengalami sakit epilepsi atau ayan-ayanan sejak berusia 17 tahun.
Suatu ketika atau pada 11 tahun lalu, ketika sedang tertidur ia mendapat pawisik dan merasa didatangai oleh Ida Betara Ratu Mas Klungkung serta seekor ular naga.
Ketika itu, ia diminta untuk ngiring dan ngayah sebagai watangan setiap ada pertunjukan Calonarang di Banjar Adat Getakan.
Pawisik secara niskala itu juga menyebutkan, jika Dewa Aji Tapakan harus siap dipendem atau dikubur ketika ngayah sebagai bangke matah saat pergelaran Calonarang ke 11 kalinya.
Saat itu pula ia menyanggupinya. Ajaib, sejak saat itu sakit epilepsi yang pernah diderita Dewa Aji Tapakan tidak pernah lagi kumat.
"Hingga saat itu, saya tidak lagi ayan-ayanan. Sampai sekarang pun saya sehat. Bagaimanapun saya harus lanjut ngayah,” ujarnya.
Keputusannya untuk tetap mengikuti prosesi berisiko tersebut sudah mendapat restu dari sang istri, Desak Tapakan, serta seluruh keluarga besarnya.
Dirinya dan sang istri telah berkali-kali mengikuti pertemuan dengan pihak kepolisian dan desa adat terkait dengan lakon yang ia jalani sebagai watangan.
Dewa Aji Tapakan dan sang istri pun telah membubuhkan cap jempol di surat pernyataan yang telah dibuat oleh pihak Banjar Adat Getakan.
“Persiapanya nanti, sebelum calonarang dimulai, saya akan memohon keselamatan di sanggah, di setra dan di Pura Dalem,” jelasnya.
Adapun persiapan pertunjukan Calonarang ini telah dilakukan krama Banjar Adat Getakan sejak Kamis (29/9/2016) lalu.
Perempatan Banjar Adat Getakan yang akan menjadi lokasi pertunjukan Calonarang sudah dihias sedemikan rupa.
Tragtag setinggi 11 meter sudah dibuat dan tampak kokoh berdiri.
Di salah satu pojok Bale Banjar Getakan, tampak peti yang akan digunakan sebagai tempat bersemayamnya bangke matah juga sudah selesai dibuat.