Jembatan Cinta Nusa Lembongan Putus

Gagak Hitam Bawa Firasat Pilu, Gede Sulianta Kehilangan Dua Putrinya Sekaligus

Krisna Dewi dan Savitri adalah dua dari 8 korban tewas dalam ambruknya jembatan berusia 22 tahun itu, yang juga dijuluki sebagai Jembatan Cinta.

Tribun Bali/Eka Mita Suputra
I Gede Sulianta dan istrinya Ni Ketut Wirati tidak henti-henti menangis kehilangan kedua putrinya dalam tragedi Jembatan Cinta, Senin (17/10/2016) 

Di tengah kegelapan malam dan kepanikan, Sulianta mencari-cari kedua putrinya itu, namun tidak kunjung bertemu sampai lebih 1,5 jam pencarian.

Ketika proses evakuasi korban akan dihentikan, kedua putrinya itu terlihat mengapung dalam keadaan sudah tidak bernyawa.

Seketika tubuh Sulianta dan kerabatnya lemas dan tangis kesedihan pun pecah.

“Semua terjadi begitu cepat. Saya sangat sedih, Saya sangat trauma dengan kejadian ini,” ungkap Sulianta sembari terus menangis.

Seminggu sebelum kejadian tragis itu, Sulianta sempat memiliki firasat aneh.

Ia melihat burung gagak terbang dan hinggap di sekitar kediamannya.

Ia tidak menyangka bahwa hal itu menjadi tanda-tanda kejadian pilu yang dialami keluarganya.

Sulianta harus kehilangan kedua putrinya dalam waktu bersamaan.

“Saya tidak dapat berucap apa-apa lagi, saya sangat kehilangan. Kenapa tidak saya saja yang terlebih dahulu pergi ketimbang dua anak saya,” ujarnya.

Rumah duka kemarin juga dipadati oleh hadirnya teman-teman sekolah almarhumah Putri Krisna Dewi, yang merupakan siswi kelas III SDN 3 Lembongan. Sedangkan almahumah Kadek Mustika Savitri merupakan siswi TK Widya Kumara.

“Saya terakhir mengantarkan sekolah Krisna Dewi pada Jumat lalu. Tak ada hal-hal yang aneh pada anak itu. Biasa saja seperti anak-anak pada umumnya. Tapi, ia merupakan anak yang sangat ceria,” terang Ni Ketut Berati, guru agama di SDN 3 Lembongan. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved