Eksekusi di Kampung Bugis Serangan
Warga Kampung Bugis Masih Buntu Mau Tinggal di Mana, Anak-anak Kehilangan Baju Sekolah
Nurhayati menangis dan memeluk saudaranya itu setelah ia ditanya dimana bakal tinggal setelah penggusuran terhadap 40 bangunan rumah warga
Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
Ada yang menemukan pakaian mereka, ada juga buku-buku sekolah yang ikut tertimbun reruntuhan.
Eksekusi yang berlangsung ricuh kemarin tidak hanya membuat warga kehilangan tempat tinggal.
Banyak warga yang tidak sempat menyelamatkan barang-barang mereka lantaran berkeyakinan eksekusi bisa kembali ditunda seperti tahun 2014 lalu.
"Ya kami kira seperti tahun-tahun sebelumnya, ada negosiasi lagi. Makanya kami tidak keluarkan barang-barang rumah tangga. Kami tidak menyangka eksekusi kemarin itu benar-benar dilakukan," kata Komaria, warga Kampung Bugis yang mengaku saudaranya banyak kehilangan barang.
Tak Sekolah
Kemarin, juga beredar pesan melalui media sosial tentang kebutuhan mendesak warga Kampung Bugis.
Sebab, selain sejumlah keluarga kehilangan barang karena hancur tertimpa reruntuhan, ada juga barang warga yang dicuri oleh oknum tukang yang berbaju petugas pengangkut Pengadilan Negeri.
Dalam pesan singkat yang beredar itu, kebutuhan darurat bagi warga, khususnya anak-anak, di Kampung Bugis adalah pakaian dan alat-alat sekolah.
Dampak lain dari eksekusi tersebut, terdapat hampir lima puluh anak yang kehilangan pakaian dan peralatan sekolah mereka, karena tertimbun reruntuhan.
Mereka masih belum bisa masuk sekolah hingga kemarin, terlihat seperti shock akibat operasi penggusuran yang langsung mereka saksikan.
"Bagaimanapun, pemerintah harus memperhatikan terutama anak-anak yang sekolah. Itu dululah. Karena kami semua warga Denpasar, ber-KTP Denpasar. Baju-baju mereka sudah gak karuan kemana karena tertimbun reruntuhan.
Buku dan peralatan sekolah lainnya sudah hilang semua.
Kami mohon perhatian dari pemerintah," kata Muhadi, Kepala Lingkungan Kampung Bugis.
Muhadi menyatakan kekecewaannya dengan pernyataan Gubernur Bali Made Mangku Pastika di media yang menyebutkan hanya ada 3 KK keturunan Bugis yang tinggal di Kampung Bugis.
"Kami ingin Bapak Gubernur turun ke lapangan dan melihat keadaan yang sesungguhnya. Mohon diklarifikasi ke media bahwa bukan 3 KK, tapi 36 KK warga keturunan Bugis yang digusur," ujarnya.