Eksekusi di Kampung Bugis Serangan
Warga Kampung Bugis Masih Buntu Mau Tinggal di Mana, Anak-anak Kehilangan Baju Sekolah
Nurhayati menangis dan memeluk saudaranya itu setelah ia ditanya dimana bakal tinggal setelah penggusuran terhadap 40 bangunan rumah warga
Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
"Kami adalah generasi keempat yang tinggal di sini. Dan kami minta pak Gubernur yang sudah bertemu pak Wakil Presiden yang kami hormati tahu keadaan kami. Kami mohon itu diklarifikasi," ujar Mohadi.
Sementara itu, Kepala Biro Humas Pemprov Bali, Dewa Gede Mahendra mengatakan tidak ada maksud dari Gubernur Bali mengucilkan warga Bugis yang tinggal di Kampung Bugis.
Ia mengatakan, jika pengungkapan jumlah warga Bugis yang tinggal disana ada kekeliruan, pihaknya dari Pemprov Bali tidak berniat untuk mengucilkan mereka sama sekali.
Sebab, menurutnya, Lurah Serangan-lah yang paling tahu jumlah warga Bugis di sana.
Dewa mengatakan, pihaknya juga prihatin melihat warga yang terlantar.
Walau begitu, pihaknya tetap mengacu pada prosedur pelaksanaan penggusuran tersebut.
Selain itu, Pemprov Bali pun sudah berkoordinasi dengan Kota Denpasar untuk penyediaan tenda atau makanan yang diperlukan warga yang tergusur.
Camat Denpasar Selatan, AA Gede Risnawan menjelaskan, pihaknya sudah mengimbau agar Lurah Serangan berkoordinasi dengan sekolah-sekolah tempat anak-anak warga Kampung Bugis mengampu pendidikan. Baik TK, SD maupun SMP.
Tujuannya, agar sementara mereka bisa diliburkan karena masih trauma. "Biar mereka tidak diskors oleh sekolahnya, karena tidak masuk. Bagaimanapun mereka kan masih trauma. Biar dibantulah oleh sekolah mereka," kata Risnawan.
Tapi, menurut Risnawan, seluruh rumah warga sudah bersih sebelum dibuldoser. Ia membantah ada barang-barang warga yang hilang dan banyak pakaian yang tidak bisa diselamatkan.
"Kamarnya sudah bersih sebelum dilakukan eksekusi. Sebenarnya sudah dari dulu kita sampaikan bahwa akan ada eksekusi. Surat eksekusi sudah tiga kali disampaikan dari pengadilan,” kata Risnawa.
Meski demikian, diakui ada oknum tukang yang ditugaskan PN untuk mengangkut barang warga yang diduga membawa barang-barang warga, sehingga ia diperiksa di kepolisian. "Saya punya bukti. Saya lihat langsung itu ada yang kantongnya tebal dan dia diamankan," kata Muhadi, Kepala Lingkungan Kampung Bugis.
Lurah Serangan, I Wayan Karma mengatakan, dari 36 KK (Kepala Keluarga) yang tergusur di Kampung Bugis, ada empat KK yang telah bersedia menerima kompensasi berupa uang Rp 50 juta.
Namun, Karma tidak bersedia membeberkan identitas empat KK itu.
"Ada empat orang yang sudah terima kompensasinya, tapi mereka minta dirahasiakan," katanya.(*)