Dharma Wacana

Ini Makna Nasi Kuning saat Banyu Pinaruh

Berbicara mengenai nasi kuning, nasi ini merupakan sebuah infrastruktur untuk memperkuat teologi Hindu.

zoom-inlihat foto Ini Makna Nasi Kuning saat Banyu Pinaruh
TRIBUN BALI
IDA PANDITA MPU JAYA ACHARYA NANDA

TRIBUN-BALI.COM, DENPSAR - Nasi kuning kerap digunakan untuk sesajen saat Hari Raya Banyu Pinaruh atau sehari setelah Hari Saraswati.

Di berbagai daerah, penyebutan nasi ini berbeda-beda.

Ada yang menyebut nasi dirah ada pula yang menyebutnya dengan nasi yasa.

Meskipun merupakan sebuah sesajen wajib saat Banyu Pinaruh, namun masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui apa tujuan dari persembahan nasi kuning tersebut.

Berbicara mengenai nasi kuning, nasi ini merupakan sebuah infrastruktur untuk memperkuat teologi Hindu.

Ketika Saniscara Umanis Watugunung merupakan piodalan Sang Hyang Aji Saraswati.

Perlu saya luruskan, Hari Saraswati bukanlan hari turunnya ilmu pengetahuan.

Tetapi merupakan pemujaan kepada Ida Sang Hyang Widhi dalam aspeknya sebagai dewanya ilmu pengetahuan, dengan manifestasinya sebagai Bhatari Saraswati.

Bhatari Saraswati merupakan saktinya Bhatara Brahma.

Sesungguhnya, Brahma sebagai pencipta tidak akan lengkap tanpa ilmu pengetahuan.

Di dalam lontar Chandogya Upanisad dikatakan, penciptaan tidak akan terjadi tanpa ilmu pengetahuan.

Kemajuan tidak akan ada tanpa penciptaan.

Dan, kebahagiaan tidak akan terjadi tanpa kemajuan.

Dalam hal ini ada pesan berantai yang disampaikan.

Ketika Tuhan melakukan penciptaan, maka setiap ciptaan tersebut juga dibekali dengan pengetahuan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved