Diiringi Irama Kendang, Tarian Jauk Semakin Lincah Menghibur Penonton di Banjar Lebah
Dengan luwes dan gagah penari itu menarikan tarian jauk dengan pakem-pakem yang kokoh sesuai dengan karakter jauk yang kuat.
Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: Eviera Paramita Sandi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Suara kendang bartalu-talu mengantarkan tarian jauk manis di Balai Banjar Lebah, Desa Adat Sumerta, Denpasar Timur, Bali, Sabtu (28/1/2017).
Pasangan penari jauk manis dan pemain kendang tunggal itu adalah satu di antara 46 peserta lomba Tari Jauk Manis dan Makendang Tunggal yang baru kali pertama digelar oleh ST Yowana Jaya, Banjar Lebah, Denpasar.
Selain untuk melestarikan seni dan budaya Bali, lomba tersebut juga digelar untuk menggali potensi seniman muda dalam berkesenian khas Bali.
“Selain itu, tujuan lomba ini untuk dapat meningkatkan kecintaan anak muda pada seni dan budaya Bali khususnya tari jauk dan mekendang tunggal yang perlu dilestarikan di jaman modern seperti sekarang ini,” kata I Gede Darma Sadnyana, Ketua Panitia Lomba tersebut.
Sebelum Lomba Tari Jauk Manis dan Makendang Tunggal Banjar ini di mulai, para penonton di pukau dengan penampilan penari Jauk Manis dan mekendang tunggal yang dimainkan oleh warga setempat, yang uniknya tukang kendang tunggal ini dimainkan oleh wanita.
Dengan luwes dan gagah penari itu menarikan tarian jauk dengan pakem-pakem yang kokoh sesuai dengan karakter jauk yang kuat.
Diiringi dengan irama kendang yang memicu semangat, tarian jauk ini pun semakin lincah ditarikan untuk menghibur para penonton.
Gede Darma mengatakan, Lomba Tari Jauk Manis dan Makendang Tunggal ini di ikuti oleh 46 pasang peserta se-Bali dengan katagori umum (batas umur maksimal 23 tahun) yang di bagi dalam dua hari pelaksanaan lomba yakni pada tanggal 27 Januari 2017 sebanyak 23 pasang penari serta pekendang dan sisanya digelar pada 28 Janurai 2017 kemarin.
Satu dari para peserta penari, Made Redi Kesuma, mengatakan, Lomba Tari Jauk Manis dan Makendang Tunggal se-Bali ini sangatlah bagus dan menarik.
Ia mengatakan dengan lomba seperti ini kita sebagai penari bisa menyalurkan bakat dan hobi sekaligus bisa menampilkan sebuah karya seni budaya Bali dengan pakem-pakem yang ada guna pelestarian seni budaya kususnya tari jauk dan kendang.
“Apa lagi ini lomba se-Bali, pasti akan banyak sekali penari-penari muda yang akan menunjukan ke ahliannya dalam menari dan saya harapkan lomba-lomba seperti ini bisa terus di selenggarakan,” kata peserta asal Kabupaten Gianyar, itu. Pada Jumat (27/1/2016) kemarin, Lomba ini dibuka langsung oleh Wali Kota Denpasar, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra yang ditandai dengan menepak kendang. (*)