Gunung Agung Terkini
Gempa 3,1 SR karena Pergerakan Magma, PVMBG: Tingkatkan Kesiapsiagaan
Pusat gempa berada di 13 Km timut laut, Karangasem, Bali dengan kedalaman 10 Km.
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
Berdasarkan evaluasi tim PVMBG, Rabu (29/11/2017) periode 00.00 Wita sampai 18.00 Wita, Gunung Agung masih terus mengalami erupsi magmatik.
Intensitas abu vulkanik yang dimuntahkan Gunung Agung Rabu (29/11/2017) relatif lebih kecil yakni setinggi 2.000 meter, dari pada hari sebelumnya yang mencapai 3000 hingga 4000 meter.
Sementara, secara deformasi, tubuh gunung Agung juga masih mengalami inflasi (pengembungan) yang cukup signifikan.
Sementara secara Geokimia, di sekitar kawah Gunung Agung terdeteksi kadar So2 (Sulfur Dioksida) mencapai 2000 sampai 3000 ton.
"Ini menandakan magma berada di kedalaman dangkal. Sebagai perbandingan, sebelum Merapi memasuki letusan terbesarnya tahun 2010 lalu, kadar So2 1000 ton. Kalau Gunung Agung saat ini sudah melebihi itu," jelas Devy Syahbana.
Dari citra satelit Nasa juga masih terdeteksi penumbuhan lava di kawah Gunung Agung.
Artinya jumlah lava semakin banyak, dan masih berpotensi menghasilkan letusan lanjutan.
Satelit merekam adanya lava di permukaan kawah, dan energi termal menunjukan semakin banyak.
Dua hari lalu, satelit menangkap energi termal sebesar 51 Megawatt, dan kemarin (28/11/2017) malam, energi termal nyaris dua kali lipat yakni 97 megawatt.
Artinya, ini ada pertumbuhan energi termal di kawah.
"Kalau ditanya apakah ada kemungkinan letusan lebih besar? Ya bisa iya, bisa tidak. Tergantung data dari gunung itu. Jika nanti data mulai dari kegempaan, deformasi, Geokimia, hingga termal mengalami peningkatan signifikan, perlu diwaspadai letusan lebih besar. Tapi kalau datanya stagnan, letusannya juga bisa stabil terus seperti saat ini sampai nanti aktivitas vulkanik Gunung Agung kembali normal. Kita tentu berharap semua akan normal kembali," jelasnya.
Dengan kondisi aktivitas Gunung Agung yang semakin meningkat saat ini, Devy Kamil Syahbana kembali mengimbau masyarakat untuk tenang namun tetap meningkatkan kewaspadaan.
Ia menegaskan tidak boleh ada aktivitas di radius 10 kilometer dari kawah Gunung Agung.
"Kalau sudah di luar radius itu, mereka tidak akan terkena lontaran material, abu vulkanik lebat, atau awan panas. Paling ancaman bahayanya saat ini adalah abu vulkanik. Masyarakat jika beraktifitas diluar rumah harus pakai masker karena dapat mengganggu pernafasan. Sifat abu vulkanik yang bersifat asam jika turun bersama hujan dan terkena kulit bisa sebabkan gatal," jelas Devy. (*)