Gunung Agung Terkini

Dampak Erupsi Gunung Agung Terhadap Dunia Pariwisata di Bali, Ini yang Sudah Mulai Terasa

Menurut Cok Ace, pemotongan jam kerja masih lebih bijak daripada pemutusan hubungan kerja (PHK).

Penulis: A.A. Gde Putu Wahyura | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
Tribun Bali/Hisyam Mudin/PVMBG
Objek wisata favorit di Bali, Pantai Kuta, Badung, tampak sepi pada Selasa (5/12/2017) (kanan). Kawah Gunung Agung kembali mengeluarkan sinar api pada Selasa (5/12) malam yang kemudian disusul semburan asap mencapai ketinggian 2.000 meter di atas kawah. (kiri) 

Juga bisa mengurangi jumlah orang di level manajer. Terakhir barulah mengurangi pekerja lokal.

“Kalau pekerja seharusnya giliran paling akhir. Sebab, upahnya paling murah, kalau dipotong lagi tak akan berefek besar bagi efisiensi. Akan lebih terasa penghematannya dengan memotong yang sudah bergaji besar. Kebijakan ini pun harus dilaksanakan berdasarkan kesepakatan dengan pekerja.Kalaupun tidak ada serikat pekerja ya berdasarkan kesepakatan bipartit,” jelasnya.

Rai Budi memandang wajar pemotongan jam kerja demi efisiensi di tengah kondisi sulit saat ini akibat dampak erupsi Gunung Agung.

Namun, ia berharap pemerintah sigap dan datang kepada konsulat negara-negara sahabat agar pemerintah mereka segera mencabut travel advice (peringatan bepergian) ke Bali sebagai bagian dari upaya pemulihan kondisi.

“Jangan pagi-pagi sudah ngomongin PHK dan sejenisnya kalau langkah awal efisiensi yang lain belum dilakukan. Kalaupun jam kerja dikurangi, tetap tidak boleh potong hak atas upah,” kata Rai Budi. (*) 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved