Gunung Agung Terkini
Desanya Dinyatakan Aman, Pengungsi di Daerah Ini Ngaku Khawatir dan Was-was untuk Pulang
Kemarin, sebagian pengungsi telah kembali ke rumahnya masing-masing setelah mendapat informasi desanya masuk zona aman.
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mempersempit kawasan rawan bencana (KRB) Gunung Agung, Kamis (4/1/2018) sore.
Zona berbahaya yang sebelumnya di dalam radius 8-10 kilometer kini menjadi 6 kilometer.
Baca: TERKINI, Besakih Masuk Zona Aman, Umat yang Sembahyang dan Wisatawan Boleh Datang
Baca: Aktivitas Gunung Menurun, Zona Rawan Dipersempit, PVMBG Ingatkan Warga Tetap Siaga!
Kawasan Pura Besakih pun masuk zona aman dan umat diperbolehkan untuk sembahyang.
"Sebelumnya statusnya tidak boleh dihuni masyarakat sampai dengan 8-10 km sekarang yang tidak bisa dihuni 6 km dari kawah," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang membawahi PVMBG, Ignatius Jonan, dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta, Kamis (4/1/2018).
Informasi ini telah diteruskan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Dengan penurunan daerah berbahaya yaitu menjadi di dalam radius 6 kilometer maka ribuan masyarakat yang mengungsi yang berasal dari desa yang aman boleh pulang ke rumahnya masing-masing.
Diperkirakan terdapat 17.115 warga yang tinggal di tujuh desa (20 banjar) yang berada di dalam radius 6 kilometer dan masih harus mengungsi.
Di luar radius 6 kilometer tersebut kondisinya aman, dan masyarakat dapat kembali ke rumah masing-masing.
Kemarin, sebagian pengungsi telah kembali ke rumahnya masing-masing setelah mendapat informasi desanya masuk zona aman.
"Warga yang berada di luar radius 6 kilometer dipersilahkan untuk pulang. Untuk warga di radius 6 kilometer, agar tetap berada di pengungsian. Data yang sudah kita rekap, estimasi pengungsi setelah ada penyempitan radius sekitar 17.115 jiwa," ungkap Wisnu Widjaja.
Hingga Kamis (4/1/2018) pagi, jumlah pengungsi sebanyak 70.610 jiwa yang tersebar di 240 titik pengungsian.
Pengungsi ini berada di tempat yang jauh dari desa asalnya dan terdapat di 9 kabupaten/kota yaitu Kabupaten Buleleng (9.983 jiwa), Klungkung (10.964 jiwa), Karangasem (42.908 jiwa), Bangli (1.017 jiwa), Tabanan (733 jiwa), Kota Denpasar (748 jiwa), Gianyar (3.507 jiwa), Badung (590 jiwa), dan Jembrana (9.205 jiwa).
Jumat (5/1/2017) pagi ini, BNPB bersama Satgas Tanggap Darurat Penanganan Erupsi Gunung Agung akan memfasilitasi kepulangan pengungsi dari zona aman.
Kendaraan disiapkan untuk memfasilitasi para pengungsi yang akan pulang.
Namun, sejumlah pengungsi yang desanya dinyatakan berada di zona aman pasca penyempitan radius KRB, mengaku masih tetap khawatir dan was-was untuk pulang dan tinggal di rumahnya.
Hal ini disampaikan Perbekel Amerta Buana, I Wayan Suara Arsana, kemarin.
Jarak Desa Amerta Buana dengan puncak Gunung Agung sekitar 8 kilometer.
Walau berada di luar radius 6 kilometer, tapi bagi warga jarak itu sangat dekat. Khususnya bagi krama Banjar Sukaluwih.
"Warga (Amerta Bhuana) sudah diberitahu tentang penyempitan radius lewat grup WhatsApp. Ada yang senang dengan penyempitan ini, ada juga yang masih khawatir dan was-was untuk balik," kata Suara.
Untuk warga yang masih khawatir dipersilahkan untuk mengungsi. Sedangkan warga yang tak ada rasa khawatir dipersilakan untuk pulang, dan beraktivitas seperti biasanya.
Dengan catatan tidak mendekati radius enam kilometer.
"Saya hanya mematuhi rekomendasi PVMBG. Besok (hari ini, red) kita infokan rekomendasi ini ke masyarakat Amerta Bhuana. Mau pulang atau tidak, itu keputusan masing-masing orang. Yang penting warga nyaman, dan bisa istirahat malamnya tanpa khawatir gunung meletus," ujar Suara.
Hingga kemarin warga dari Amerta Bhuana belum ada yang pulang ke rumah.
Kemungkinan, warga mulai pulang hari ini.
Info di lapangan, beberapa warga dari Desa Besakih dan Muncan juga mengaku masih khawatir dengan kondisi Gunung Agung.
Mereka pun ragu-ragu untuk menetap di kampung halamannya.
"Untuk warga yang pulang agar tetap waspada dan berhati-hati. Jangan sampai lengah, terutama saat malam hari. Alat komunikasi harus tetap dihidupkan, kendaraan harus siap siaga," imbau Suara.
Untuk diketahui, pengungsi sekitar Desa Rendang, Nongan, serta Pesaban sebagian sudah pulang pasca-penyempitan radius kawasan rawan bencana (KRB).
Seperti warga dari Desa Besakih, Muncan, dan Pempatan.
Adapun di posko Klungkung, hingga tadi malam belum ada pergerakan pengungsi pulang kampung.
BPBD Klungkung rencananya memfasilitasi pemulangan pengungsi pagi ini pukul 06.00 Wita.
Yakni, pengungsi yang berada di Desa Jumpai, Banjarangakan, Klungkung.
Sedang pengungsi di Gor Swecapura tidak banyak pulang. Rata-rata pengungsi dari Sebudi yang masih masuk radius bahaya.
"Kami belum menerima informasi jika ada pengungsi yang akan pulang di Gor Swecapura. Kita juga masih menunggu pernyataan resmi serta petunjuk sebagai tindak lanjutnya," ujar Kalak BPBD Klungkung I Putu Widiada, kemarin. (*)