Simpang Ring Banjar
Pesamuhan Puri Satria Kawan Tanpa Ogoh-ogoh, Lakukan Ritual Lukat Gni Sejak Ratusan Tahun Silam
Menjelang matahari terbenam, puluhan krama Pesamuhan Puri Satria Kawan menuju catus pata.
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
Tradisi lukat gni ini menggunakan sarana api dari daun kelapa kering sebanyak 36 lembar yang diikat menjadi satu dan sembilan (9).
Jumlah ini erat kaitannya dengan Dewata Nawa Sanga.
Sementara, penggunaan obor sebanyak 33 buah bermakna memohon kekuatan 33 Dewa.
Angka itu menunjukkan kekuatan dari lima arah, yaitu Timur atau Putih sebanyak 5 buah, Selatan atau Merah 9 buah, Barat atau Kuning 7 buah, Utara atau Hitam 4 buah dan Tengah sejumlah 8.
“Semua ini bermakna kami mohon perlindungan atau keselamatan selama prosesi ritual berlangsung,” kata AA Anom Merta.
Tidak Terasa Panas
Tradisi ini pun menyimpan kesan tersendiri bagi pesertanya.
Seperti yang diungkapkan AA Gde Baskara Diningrat.
Ia memberanikan diri ikut tradisi Lukat Gni untuk melestarikan warisan leluhur.
Menurutnya dengan berbekal keyakinan dalam diri, semua api yang mengenai tubuh tidak akan terasa panas.
Setiap api tersebut dipercaya mampu menghilangkan segala kekotoran dalam diri.
"Semakin banyak terkena api akan semakin banyak kotoran yang hilang dalam diri kita," ujar Baskara yang rutin mengikuti tradisi ini setiap tahun. (*)