Banjir di Bali
JAM 3 Dini Hari Kulkul Bulus Bunyi, Kisah Warga Terdampak Banjir di Kusamba, Ini Kata Nengah Bakti
Ia mulai bersih-bersih setelah warungnya diterjang banjir akibat air Sungai Candi Gara yang meluap, Rabu (10/9) dini hari.
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Ni Nengah Bakti (60) mulai membuka warungnya saat ditemui di Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Kamis (11/9) siang. Ia mulai bersih-bersih setelah warungnya diterjang banjir akibat air Sungai Candi Gara yang meluap, Rabu (10/9) dini hari.
Lumpur masih tampak mengotori beberapa sudut warungnya. Barang dagangan seperti beras dan tusuk sate, ikut hanyut terbawa banjir.
"Ada beras dan tusuk sate yang rusak karena banjir, untung saya belum beli gula," ujar Ni Nengah Bakti.
Baca juga: 3.849 KK Warga Jembrana Terdampak Banjir, Sempat Ngungsi, Warga Sudah Balik ke Rumah Masing-masing
Baca juga: PASCA Demo 2 Polisi Naik 1 Tingkat, Jadi Korban Saat Pengamanan Demo, 2 Personel Polisi Dapat KPLB
Tergenang banjir bukanlah hal baru bagi Nengah Bakti. Ia mengaku sudah 4 kali rumah dan warungnya yang berlokasi di Banjar Pancingan, Desa Kusamba kebanjiran. Terlebih warungnya yang berada di bantaran sungai.
Tapi diakuinya, banjir yang terjadi Rabu (10/9) dinihari lebih besar dari sebelum-sebelumnya.
"Saya sudah 4 kali alami banjir, tapi kemarin yang terbesar," ungkapnya.
Ia mengatakan, hujan deras yang mengguyur seharian membuat warga di Banjar Pancingan waspada. Apalagi wilayah mereka selama ini rawan banjir. Dini hari ia, keluarga dan tetangganya semua siaga karena air semakin tinggi.
"Jam 3 pagi dinihari ada suara kukul bulus, kadus udah datang meminta warga untuk mengungsi karena air semakin tinggi," ungkap dia.
Sebelumnya ia sudah mengamankan barang-barang berharga, agar aman dari banjir. Sementara Ni Nengah Bakti lebih memilih bertahan di bangunan sanggahnya, yang lokasinya lebih tinggi.
"Sanggah saya kan lokasinya agak tinggi, saya ke sana, bertahan di Balai Piasan. Banyak warga lalu mengungsi, karena memang air sudah tinggi sekali," ungkapnya.
Meskipun demikian, ia merasa sangat diperhatikan. Pascabencana, pemerintah hingga relawan memberikan bantuan kebutuhan dasar bagi warga setempat.
"Beruntung juga banjir kemarin airnya cepat surut, warga sore kemarin sudah banyak pulang ke rumah. Kebetulan rainan, biar mereka tetep bisa maturan," ungkapnya.
Hal senada diungkapkan, Putu Sintia Dewi. Wilayahnya selama ini menjadi langganan banjir.
"Kalau banjir pada tahun 2021 lalu, kejadiannya 11 September. Sementara banjir kemarin kejadiannya 10 September. Banjir kemarin lebih besar," ungkapnya.
Ia berharap pemerintah bisa memberikan solusi, agar masalah banjir yang sering terjadi di wilayahnya dapat teratasi. (mit)
3.849 KK Warga Jembrana Terdampak Banjir, Sempat Ngungsi, Warga Sudah Balik ke Rumah Masing-masing |
![]() |
---|
MOBIL Bekas di Bali Diprediksi Tak Lagi Berjaya, Simak Penjelasannya |
![]() |
---|
MAYAT Korban Terakhir Banjir di Denpasar Maemunah Ditemukan Tertimbun Reruntuhan Bangunan Ruko |
![]() |
---|
CURAH Hujan Ekstrem Tidak Terprediksi! Gotong Royong Bersihkan Lumpur dan Material |
![]() |
---|
4 JENAZAH Ditemukan di DAM Tanah Kilap, 562 Warga Ngungsi, 120 Titik Banjir, Korban Jiwa 14 Orang! |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.