Banjir di Bali
3.849 KK Warga Jembrana Terdampak Banjir, Sempat Ngungsi, Warga Sudah Balik ke Rumah Masing-masing
Menurut data yang berhasil diperoleh, jumlah warga terdampak tersebut tersebar di 48 titik banjir yang terjadi di Jembrana.
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Sebanyak 3.849 KK warga Jembrana terdampak bencana banjir dampak cuaca ekstrem yang terjadi. Jumlah tersebut tersebar di semua kecamatan yang ada di Gumi Makepung.
Ada tiga wilayah yang paling parah terdampak banjir mulai dari Lingkungan Samblong di Kelurahan Sangkaragung, dan Desa Yehkuning di Kecamatan Jembrana serta Desa Pengambengan, Kecamatan Negara.
Menurut data yang berhasil diperoleh, jumlah warga terdampak tersebut tersebar di 48 titik banjir yang terjadi di Jembrana.
Dari jumlah tersebut, sebelumnya sempat dibangun beberapa titik posko pengungsian sementara seperti di Samblong, Kelurahan Sangkaragung, Desa Yehkuning, dan juga Loloan Barat hingga di Kantor Desa Pengambengan.
Baca juga: SISWI Diduga Korban Bullying Diberikan Konseling Tim Gabungan PPA Jembrana
Baca juga: PASCA Demo 2 Polisi Naik 1 Tingkat, Jadi Korban Saat Pengamanan Demo, 2 Personel Polisi Dapat KPLB
Baca juga: DAMPAK Cuaca Ekstrem Sejumlah Ternak Alami Stres, Distanak Gianyar Turun Tangan
Selain rumah warga, juga menyebabkan sejumlah infrastruktur. Mulai dari merajan warga, jalan, sekolah sempat terendam, tempat ibadah, hingga lahan pertanian dan juga sebabkan peternakan warga mati.
Di sisi lain, juga ada dua orang warga meninggal dunia dampak cuaca buruk tersebut. Satu orang tersetrum listrik dan satu orang hanyut terseret arus banjir saat melintas di jalan umum.
"Astungkara saat ini sudah mulai mereda. Namun, warga yang terdampak sangat banyak. Terparah di Samblong, Yeh Kuning dan juga Pengambengan," jelas Kepala Pelaksana BPBD Jembrana, I Putu Agus Artana Putra saat dikonfirmasi, Kamis (11/9).
Dia menyebutkan, tiga wilayah tersebut menjadi yang terparah saat peristiwa bencana banjir di Gumi Makepung. Bahkan, evakuasi sejumlah warga harus menggunakan alat bantu seperti rubber boat karena ketinggian air lebih dari satu meter.
"Di Lingkungan Samblong ketinggian air lebih dari satu meter lebih. Kemarin evakuasi dengan tim gabungan menggunakan alat bantu. Astungkara berhasil dilakukan. Saat ini, air sudah mulai surut," ungkapnya.
Disinggung mengenai posko pengungsian, Artana mengakui sejak pagi tadi posko pengungsian sudah mulai kosong. Sebab, warga yang terdampak sudah mulai kembali ke rumahnya dan melakukan aktivitas pembersihan dampak banjir.
"Petugas kira bersama TNI Polri dan lainnya juga membantu proses pembersihan, terutama di wilayah yang terdampak sangat parah," jelasnya.
Dia mengimbau, sesuai prakiraan dari BMKG, kondisi hujan dengan intensitas sedang-tinggi masih bakal terjadi hingga dua hari kedepan. Seluruh masyarakat diharapkan untuk tetap waspada dan siaga jika ada potensi terjadi banjir lagi.
"Kami imbau tetap waspada, mengingat ada prediksi dari BMKG hingga dua hari kedepan. Jika ada potensi (banjir) agar segera melakukan evakuasi dini, terutama keluarga dan anak-anaknya," imbaunya. (mpa)
MOBIL Bekas di Bali Diprediksi Tak Lagi Berjaya, Simak Penjelasannya |
![]() |
---|
MAYAT Korban Terakhir Banjir di Denpasar Maemunah Ditemukan Tertimbun Reruntuhan Bangunan Ruko |
![]() |
---|
CURAH Hujan Ekstrem Tidak Terprediksi! Gotong Royong Bersihkan Lumpur dan Material |
![]() |
---|
4 JENAZAH Ditemukan di DAM Tanah Kilap, 562 Warga Ngungsi, 120 Titik Banjir, Korban Jiwa 14 Orang! |
![]() |
---|
KOSTER Akan Telusuri Sungai Besar dari Hulu ke Hilir, Giri Prasta Sebut Pembangunan Masif Masalahnya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.