Berita Klungkung

Pengempon Pura Segara Penataran Ped Gelar Upacara Guru Piduka Pasca Musibah Pohon Tumbang

Pengempon Pura Segara Penataran Ped Gelar Upacara Guru Piduka Pasca Musibah Pohon Tumbang

istimewa
Pohon gepah yang tumbuh di Pura Segara Penataran Ped, Desa Ped, Kecamatan Nusa Penida mendadak tumbang, Rabu (5/11/2025) malam. Musibah itu membuat seorang pemedek meninggal dunia. 

TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Pasca insiden pohon tumbang yang menewaskan seorang pemedek di areal Pura Segara Penataran Ped, Desa Ped, Kecamatan Nusa Penida, pengempon pura berencana menggelar upacara guru piduka. 

Upacara ini dilakukan sebagai bentuk permohonan maaf serta untuk memulihkan kesucian pura pasca musibah tersebut.

Ketua Pengempon Pura Penataran Ped, Si Nyoman Sukarta, menjelaskan bahwa prosesi telah mulai dilaksanakan kemarin. 

“Untuk upakara hari ini, dilaksanakan meguru piduka, bendu piduka wewantenan asoroh, serta caru abrumbunan di Prahyangan Pura Segara. Sedangkan di Prahyangan lainnya disiapkan banten praspejati dan *banten sorohan,” ujarnya, Kamis (6/11/2025).

Baca juga: Anak Dihabisi Made Juni Cs dengan Keji, Kini Sang Ayah Diperiksa dengan Tuduhan Kumpul Kebo

Menurutnya, seluruh rangkaian upacara dilaksanakan berdasarkan petunjuk dari ida sulunggih (pendeta). 


“Untuk upakara selanjutnya, Ide Buda (pendeta) masih mencari petunjuk di lontar. Namun yang pasti, upacara lanjutan tidak boleh lewat dari satu bulan,” tambahnya.


Upacara guru piduka dan bendu piduka diyakini sebagai wujud penyucian dan penyeimbang kembali energi spiritual pura setelah terjadinya peristiwa yang dianggap sebagai pertanda alam.


Pohon gepah yang tumbuh di Pura Segara Penataran Ped, Desa Ped, Kecamatan Nusa Penida mendadak tumbang, Rabu (5/11/2025) malam. 


Pohon berukuran besar itu, menimpa beberapa pemedek yang kebetulan berada di pura tersebut untuk melakukan persembahyangan purnama. Seorang warga dilaporkan meninggal dunia dari musibah tersebut.


Korban meninggal dunia diketahui bernama Ni Ketut Suarti (64). Warga Dusun Swelagiri, Desa Aan, Kecamatan Banjarangkan itu dinyatakan meninggal dunia saat perjalanan menuju RS Gema Santi Nusa Penida akibat luka parah di bagian kaki.


Sementara itu, lima korban lainnya mengalami luka ringan hingga sedang, masing-masing atas, yakni I Wayan Lilar (65), luka di bagian dahi, Ni Kadek Rumiani (36), masih mengalami syok, Sunarmi Liaturrofiah (20) dalam keadaan hamil muda dan mengalami nyeri bahu, I Wayan Sudiasa (40), luka di bagian mulut. Serta Ni Luh Dewiantari (22), luka robek ringan di kaki kanan. (mit)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved