Simpang Ring Banjar
Bentuk Syukur Tradisi Mejurag Ajengan Kalesan di Desa Adat Ababi
Mejurag (berebut) Ajengan Kalesan atau Ajengan Takepan menjadi rangkaian acara ngejaga. Tradisi ini merupakan acara puncak
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Irma Budiarti
“Upacara ini merupakan warisan nenek moyang sebelumnya. Dan wajib hukumnya dilaksanakan. Upacara ini merupakan ritual mohon ketentraman, kesuburan, kesejahteraan ke Ida Shang Hyang Widi,” akui Ariana.
Ritual Nyepi Lanang dan Istri
Sehari setelah prosesi mejurag takepan, krama lanang (laki-laki) melaksanakan Nyepi Adat. Di mana, krama lanang di Desa Ababi dilarang melakukan aktivitas yang berorientasi bisnis.
Misalnya berdagang, bertani, menggembala ternak, dan bertransaksi barang dagangan.
“Kalau untuk sembahyang ke pura, silaturahmi ke rumah keluarga dan kerabat diperbolehkan, asal tak berbisnis dan transaksi barang dagangan,” ungkap Pangliman Desa Adat Ababi, I Nyoman Sudiarsana, kemarin.
Ditambahkan, peran laki-laki saat Nyepi Lanang diambil alih sang istri.
Misalnya, ke sawah, memberikan makan ternak dikerjakan istrinya.
Ini berlaku untuk satu hari, saat hari H.
Setelah prosesi Nyepi Lanang selesai, aktivitas normal seperti biasanya.
Begitu juga dengan Nyepi Istri.
Seluruh aktivitas istri yang berbau bisnis seperti masak, cuci, dan lainnya tidak boleh dilaksanakan.
Perannya untuk sementara diambil alih suaminya.
“Untuk Nyepi Istri dilaksanakan saat sasih kepitu,” kata Kelian Desa Adat Ababi, I Gede Pasek Ariana.
Disebutkan, prosesi ini sampai sekarang dijalani.
Antara lanang dan istri tetap saling menghargai.