Pilgub Bali

Rai Mantra dan Cok Ace Terlibat Debat Sengit, Adu Argumentasi Kedua Paslon Tak Terelakkan

Sahut-menyahut yel-yel dukungan dari kedua pendukung pasangan calon (paslon) pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bali menggema

Penulis: Ragil Armando | Editor: Ady Sucipto
Tribun Bali/Rizal Fanany
Dua pasangan calon dalam Pilgub Bali berpose bersama usai debat kedua Pilgub Bali 2018 yang diadakan di Grand Inna Bali Beach Hotel, Denpasar, Sabtu (26/5). 

Salah satunya mengenai Rumah Sakit (RS) Indra Bali Mandara yang sampai saat ini, kata Koster, belum dikeluarkan izinnya oleh Rai Mantra selaku Walikota Denpasar. Padahal rumah sakit khusus mata itu sangat diperlukan oleh masyarakat Bali

"Kami masih ada kesangsian terkait komitmen bapak terkait visi-misi di bidang pelayanan publik. Satu ialah soal rumah sakit mata Bali Mandara yang itu sangat dibutuhkan. Mohon maaf sampai saat ini bapak belum mengeluarkan izin bangunan, padahal itu sangat dibutuhkan masyarakat, khususnya Denpasar," kata Cok Ace.

Tak hanya itu, Cok Ace juga mencecar Rai Mantra terkait penolakan pembangunan SLB (Sekolah Luar Biasa) di Kesiman, Denpasar.

"Juga penolakan bapak terkait pendirian SLB di Kesiman, padahal itu sangat dibutuhkan saudara kita," papar Cok Ace.

Pertanyaan Cok Ace kian menekan ketika dia menyinggung kondisi kelayakan jalan di Kota Denpasar, yang menurutnya di bawah kondisi Jembrana. Padahal, secara Pendapatan Asli Daerah (PAD), Denpasar lebih tinggi daripada Jembrana.

"Kemudian yang ketiga, tema kita tentang transportasi dan tentu juga terkait infrastruktur jalan. Di kota Denpasar yang panjang jalannya 470 kilometer, ada kerusakan jalan sekitar 17,5 persen. Coba bandingkan dengan Jembrana yang panjang jalannya 1700 km, itu hanya 10 persen yang rusak. Gimana tanggapan bapak," sindir Cok Ace.

Menjawab sentilan secara bertubi-tubi dari Cok Ace, Rai Mantra menjawabnya dengan tenang. Terkait RS Mata Bali Mandara, Rai Mantra menolak dikatakan menghambat izin rumah sakit tersebut. 

"Pak Tjokorda Oka Ardhana, masalah Rumah Sakit Indra saya kira ada Pak Gubernur di sini. Ini adalah ketentuan RTRW (Rencana Tata Ruang/Wilayah) dan kini di DPRD. Waktu itu ada perubahan, kami tidak menghalangi pembangunannya," kata Rai Mantra.

Rai Mantra mengaku, saat ini dirinya sedang menunggu jawaban dari DPRD Kota Denpasar terkait dengan perubahan status wilayah di kawasan RS Mata tersebut.

"Tapi, jalan di sana itu peruntukannya bagi kantor pemerintah, tapi provinsi meminta perubahan. Langsung kami ke DPRD untuk meminta persetujuan terkait peruntukan di kawasan itu, dan kami masih menunggu. Kalau sudah ada, kami langsung teken izinnya. Jadi jangan salah persepsi," kelitnya.

Sedangkan terkait SLB di Kesiman, Rai Mantra mengatakan bahwa dirinya hanya menjalankan aspirasi masyarakat terkait hal tersebut.

"Masalah di Kesiman, bukan kami menolak itu. Tapi kami mendengar aspirasi masyarakat yang meminta agar itu dijadikan sebagai taman dan halaman pura di desa. Itu penyesuaian masyarakat ya," jelasnya.

Namun, terkait kondisi jalan. Rai Mantra justru balik mempertanyakan Cok Ace, yang dinilainya tidak memiliki data yang komprehensif terkait kondisi jalan di Denpasar. Menurutnya, jalan yang kondisi baik di ibukota Bali itu sepanjang 268,78 kilometer.

"Untuk permasalahan jalan, saya kira bapak perlu perhatikan data lagi ya. Jalan yang kondisinya baik itu sepanjang 268,78 kilometer," ujar rai Mantra.

Akan tetapi, keseruan debat tidak berlanjut di segmen ketiga hingga keempat. Dalam sesi tersebut, kedua paslon terlihat datar dalam menjawab berbagai pertanyaan dan menanggapi jawaban dari pertanyaan dari moderator.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved