Liputan Khusus
WASPADA! Masih Marak Penipuan via Ponsel di Bali, Dua Korban Ini Mengaku Seperti Dihipnotis
Namun, hingga saat ini aneka modus penipuan via ponsel yang merugikan masyarakat hingga jutaan rupiah, masih sulit diungkap
Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: Ady Sucipto
Staf Marketing Communacation Indosat Bali, Nengah Soma Jaya mengatakan, penipuan lewat ponsel terjadi, karena belum rapinya sistem digital yang dikelola masing-masing pihak operator atau provider seluler.
Kalau sudah teregistrasi, seharusnya nomor atau SIM Card mendapat jaminan keamanan. Tak hanya itu, penipu lewat telepon seharusnya juga mudah dideteksi.
Dijelaskan Soma, yang sering dialami masyarakat adalah menerima SMS ‘undian berhadiah’. Pengirim SMS menyertakan website untuk membuat penerima percaya.
"Biasanya mereka pakai wordpress dan blogspot bukan website resmi," jelas Soma, Rabu (6/6) lalu.
Pihak Indosat menyarankan masyarakat untuk mengkroscek kevalidan SMS ‘hadiah undian’ ke operator seluler resmi agar tak tertipu.
"Kami punya call center dan gerai di sejumlah wilayah. Jangan terpancing. Sebaiknya cek dulu ke operator seluler,” kata Soma.
Staf Humas XL, Ibnu Syahban mengakui bahwa modus-modus penipuan lewat SMS atau ponsel masih terjadi, kendati sudah ada registrasi SIM Card.
"Kami mengimbau kepada pelanggan yang menerima SMS yang terindikasi penipuan, mohon untuk bisa melaporkan langsung kepada pihak yang berwajib untuk penanganan lebih lanjut. Melaporkan adalah salah satu bentuk partisipasi mencegah tindak pidana,” kata Ibnu Syahban kepada Tribun Bali pekan lalu.(win/zan)