Ketut Catur Ungkap Alasan Ular Piton dan King Cobra Kerap Masuk Rumah Warga di Denpasar

Belakangan ini marak terjadinya penemuan ular yang masuk ke rumah-rumah warga di Denpasar

Penulis: Hisyam Mudin | Editor: Aloisius H Manggol
Ilustrasi: foto di atas tidak terkait dengan berita. 

"Kalau misalnya di luar tahura atau diperkotaan kemudian ular lepas itu bisa jadi orang atau oknum yang memelihara ular itu kemudian lepas. Kalau kita bicara ilmiah perlu diselidiki. Tapi secara pengamatan habitat memang begitu, karena permukiman juga mendekati kawasan-kawasan yang memang menjadi habitat ular," katanya.

Meski ini perlu dikaji secara ilmiah, kemunculan ular-ular ini juga salah satunya petanda terjadinya musim pancaroba.

"Bisa jadi musim pancaroba, pengalihan musim kemarau, dan sekarang kan memang musim kemarau. Mungkin saja berpengaruh tapi saya tidak bisa memastikan itu, perlu dikaji secara ilmiah," ujarnya.

Ular-ular yang diterima BKSDA ini kata dia saat ini sementara sebagian dititip rawat di pusat penyelamatan satwa di Tabanan dan juga di salah satu tempat penangkar ular yang ada di Kabupaten Gianyar.

Rencananya akan dirillis di Taman Nasional Bali Barat.

"Ular yang panjangnya 4 meter ini juga kami curiga apakah ular segede itu disekitar hutan Denpasar atau jangan-jangan ular peliharaan masyarakat atau oknum tertentu kemudian lepas. Sekarang ada, sementara kami masih titip rawat di penangkaran ular di Gianyar," katanya.

Ular piton sepanjang 4 meter ini bukan ular berbisa.

Namun lilitan ular ini kata dia bisa meremukan tulang manusia.

"Ular piton memang tidak berbisa tetapi lilitannya berbahaya. Bisa meremukan tulang dan bisa memakan manusia, contohnya kejadian di Sulawesi, bisa memakan manusia," ujarnya.

Lebih lanjut Catur mengatakan, baik ular tidak berbisa maupun ular berbisa seperti ular kobra, pada prinsip pihaknya tidak boleh mematikan.

"Kalau kita bisa tangkap hidup-hidup kita lepaskan di tempat yang jauh dari permukiman. Prinsip kami begitu, tidak boleh mematikan, mematikan itu pada saat kita terdesak atau mengancam keselamatan dan tidak ada pilihan lain," imbuhnya.

Jangan Tunggu Hingga Terjadi Kasus Seperti Wa Tiba

Panji Petualang beri komentar atas kejadian seorang perempuan bernama Wa Tiba (54) tewas ditelan ular piton di Sulawesi.

Panji si Petualang berikan alasan mengapa seekor ular dapat memangsa manusia.

Dalam laman instagram @panjipetualangreal, ia mengungkapkan ada 5 alasan mengapa ular piton bisa memangsa manusia hidup-hidup.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved