Polisi Gadungan Sidak HP Siswa di SMPN 2 Tabanan, Ambil Yang Tercanggih Lalu Kabur

Modusnya, polisi gadungan tersebut menggelar razia handphone dengan daih mengantisipasi adanya teror.

Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Eviera Paramita Sandi
Tribun Bali / I Made Prasetia Aryawan
Penjagaan di di SMPN 2 Tabanan diperketat, Jumat (10/8/2018). Sehari sebelumnya, di sekolah ini terjadi kasus penipuan. Enam ponsel siswa dibawa kabur oleh orang yang mengaku polisi. 

"Dia ngaku polisi dan melakukan sidak HP katanya untuk mengantisipasi adanya teror. Hape yang diambil HP yang bagus bagus saja," tutur Yohanes.

Setelah memilih enam HP tersebut, sekitat pukul 06.45 Wita, pelaku memintanya ikut. Katanya akan menuju Polres Tabanan untuk mengambil surat tugas.

Yohanes yang diboncengnya dari SMPN 2 Tabanan menuju Polres Tabanan justru diminta turun di Kantor SIM untuk menunggu.

Pelaku yang mengaku akan mengambil surat tersebut justru pergi dari Polres Tabanan dan menuju ke arah timur.

"Saya diminta ikut sama dia ke kantor polisi. Kemudian diturunin di Kantor SIM terus dia bilang mau ambil surat dan keluar dari Polres kemudian ke arah timur. Saya sampai jam delapan di sana (Polres) tapi dia tidak datang," kata dia.

Lantaran tak kunjung datang, ia langsung menuju sekolah jalan kaki dari Polres yang jaraknya kurang lebih sekitar 200 meter ini.

Yohanes memaparkan ciri-ciri pelaku berperawakan gendut, kulit hitam dengan postur tubuh tinggi, mengenakan jaket berwarna hitam, kaus putih, dan mengendarai sepeda motor Vario warna pink kombinasi hitam serta mengenakan helm KYT berwarna abu-abu.

"Saya gak tau berapa nomor plat motornya," kata siswa asal Banjar Wanasari Tengah, Desa Wanasari, Tabanan ini.

Jadi Pelajaran

Kepala SMPN 2 Tabanan, I Gede Darmika mengaku saat kejadian, ia tidak berada di sekolah, Ia menerima laporan bahwa ada seseorang yang berpura-pura atau menyamar menjadi seorang polisi kemudian menggelar razia dan menyita enam handphone siswa.

"Siswa kelas VIII A sebenarnya tidak melaporkan kejadian itu. Namun siswa menceritakan kejadian itu kepada pemilik kantin di sekolah yang kebutlan istrinya Guru BK di sini.  Setelah itu barulah dilaporkan ke guru BK dan mereka menyampaikan kepada saya," jelasnya.

Saat itu Wakasek SMPN 2 Tabanan, Gusti Made Sujendra sedang piket di sekolah smepat melihat pelaku.

Namun ia tidak menaruh curiga terhadap pelaku. Ia mengira pelaku adalah orangtua siswa. "Saat itu ada guru piket kami yang melihat tapi tidak curiga karena dikira orangtua siswa," ungkapnya.

Saat ini pihak sekolah juga sedang diperiksa di kepolisian termasuk meminta sejumlah barang seperti kotak handphone untuk mencocokan nomor IMEI handphone yang hilang sebagai bahan untuk penyelidikan di lapangan.

"Sekitar 15 menit dia melancarkan aksinya di kelas dan sudah dilaporkan ke polisi. Sekarang polisi sudah bekerja dan meminta barang-barang kepada korban seperti kotak HP yang akan digunakan untuk bahan penyelidikan tersangka," jelasnya.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved