Pengakuan Putu Mia: Ada Wanita Cantik Berbusana Hijau Menari di Depan Kelas, Lalu Ajak Lakukan Ini
Mia mengaku sempat melihat sosok wanita yang begitu cantik (ratu) mengenakan pakaian serba hijau sedang menari di depan kelasnya
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Aloisius H Manggol
“Kalau misalnya terjadi lagi (kerauhan) agar ditindaklanjuti secara serius oleh pengagas tarian ini. Yang saya kawatirkan psikologis anak saya nanti terganggu. Mungkin untuk penanganannya lebih serius turun ke bawah melihat anak yang mengalami kerauhan ini,” ujarnya.
Sementara Kepala SMPN 3 Selemadeg Timur, Putu Arka Bujangga.
menuturkan awalnya sebanyak 25 siswinya mengikuti tari kolosal yang sakral tersebut.
Usai pementasan, tujuh siswi di antaranya mengalami kerauhan di Tanah Lot. Kerauhan berlanjut di sekolah pada Senin (20/8) siang.
“Yang ikut 25 siswi, tapi yang kerauhan tujuh siswi. Tapi tujuh siswi ini malah kesurupan lagi ketika berada di sekolah. Seketika berteriak histeris saat sembahyang di pura sekolah," tuturnya saat mengantar para siswa menggelar persembahyangan atau ngaturan guru piduka di Pura Tanah Lot.
Pujangga mengaku merinding saat mendengar cerita dari siswi yang kerauhan tersebut. Pasalnya, siswi yang sempat kerauhan selalu mendengar gamelan dan nyayian Ratu Segara Nyi Roro Kidul seperti saat pementasan tarian kolosal ini.
“Kami yang juga merasa khawatir dengan keadaan siswa yang tidak ada hentinya kesurupan. Akhirnya berangkat ke Pura Luhur Tanah Lot untuk mepamit,” tandasnya.
Baca: Raffi Ahmad Akhirnya Buat Pengakuan Tentang Hubungan Terlarang dengan Ayu Ting Ting
Sementara itu, Kepala SMPN 4 Kediri, Dewa Nyoman Sarjana pun membenarkan adanya peristiwa kerauhan yang terjadi di sekolah. Kerauhan dialami oleh siswi yang ikut dalam pementasan Tari Rejang Sandat Ratu Segara pada Sabtu sore.
“Ya ada kerauhan, dan sudah ditangani dengan nunas tirta wangsupadan ke Tanah Lot. Kami juga sudah ngaturan pejati di Padmasana sekolah. Kemudian siswi yang kerauhan kami perciki tirta dan saya suruh pulang agar tidak memengaruhi yang lainnya,” ujarnya saat dihubungi, Selasa (21/8).
Sarjana menyebutkan siswi yang mengalami kerauhan sebanyak 5 orang. Namun, ia tak mengetahui pasti jumlahnya, sebab siswi yang kerauhan kemudian terpencar baik ada yang diajak pulang oleh orangtuannya dan sebagainnya.
“Info dari Wakasek saya ada lima orang yang kerauhan, mungkin sudah ada yang pulang dengan orang tuannya juga. Karena saat itu (terjadinya kerauhan) saya masih di tempat workshop,” katanya.
Dewa Sarjana menyebutkan, siswi yang mengikuti pementasan sebanyak 50 orang, dan justru usai pementasan di Tanah Lot tersebut para siswinya tidak mengalami kerauhan. “Saat usai pentas masih aman-aman saja kok,” terangnya.
Menurut dia, karena aura yang sangat magis para siswi yang mengalami kerauhan mungkin disenangi. “Ini mungkin menjadi pelajaran, kedepannya istilahnya perlu pengacep dan upakara yang lebih lengkap agar tidak terjadi hal seperti ini,” harapnya.
Baca: Tak Disangka Dalam Penjara Ahok Masih Berjuang Hadapi Dirinya Sendiri, Sosok ini Ungkap Rahasia itu
Salah satu siswi kelas IX SMPN 4 Kediri yang mengalami kerauhan, Ni Putu Anisa Prema Anjani (16) tampak merunduk dengan tatapan kosong usai melaksanakan ritual guru piduka di Pura Luhur Tanah Lot, Tabanan, Selasa (21/8/2018).
Anisa harus menggelar guru piduka akibat sering mengalami kerauhan dan mendengar nyanyian diiringi gamelan Nyi Roro Kidul setelah pementasan tari Rejang Sandat Ratu Segara di Tanah Lot, Sabtu (18/8/2018) sore.