Sponsored Content

Kisah Terciptanya Minyak Kutus-kutus, Produksinya Kini Capai 2 juta Botol Tiap Bulannya

Kini siapa yang tidak mengenal Minyak Kutus Kutus, minyak oles yang di produksi oleh PT. Tamba Waras ini ditemukan oleh Servasius Bambang Pranoto

Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Alfonsius Alfianus Nggubhu
Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin
Servasius Bambang Pranoto CEO PT. Tamba Waras saat ditemui di pabrik minyak kutus kutus di Jl. Sawo, Bitra, Gianyar. 

Sejak itulah minyak oles satu ini melejit penjualannya hingga saat ini. Dimana pada tahun 2016 produksi mencapai 50.000 botol per bulan, tahun 2017 sekitar 100.000 botol di produksi per bulannya, dan di tahun 2018 produksi mencapai 1 juta botol perbulannya.

Semua kalangan usia dapat menggunakan minyak ini, dari mulai anak-anak hingga lansia. Minyak Kutus Kutus aman untuk segala usia karena kandungannya yang tidak panas dan juga obat herbal ini bekerja melalui proses pembaluran. Banyak juga orang tua memiliki Balita menggunakan minyak ini sebagai pengganti minyak kayu putih.

Mereka mengungkapkan bahwa setelah Balita atau Bayi atau anaknya dibalur dengan Minyak Kutus Kutus tidurnya nyenyaj dan kondisi fisik balitanya lebih baik tidak gampang sakit.

Hal ini pun juga dapat dirasakan pada orang dewasa, ketika Minyak Kutus Kutus dijadikan sebagai rutinitas, sistem kekebalan tubuh dapat meningkat. Ajaib bukan? Hanya dengan dibalur saja, minyak ajaib ini bisa langsung bekerja. Dimana dapat dibalurkan disepanjang tulang belakang dari tengkuk hingga tulang ekor, telapak kaki dan sela-sela jari kaki. Serta pada anggota tubuh yang bermasalah dan terasa tidak nyaman.

Minyak Kutus Kutus bekerja mengakitufkan energi dalam tubuh yang disebut ‘chi’. Chi meruoakan energi utama yang mengalir melalui jalur-jalur meridian tubuh kita. Chi akan meningkatkan fungsi seluruh organ tubuh. Apabila terdapat gangguan pada chi maka fungsi organ tubuh akan terganggu pula.

Tidak ada unsur hewani dan bawang yang terkandung dalam Minyak Kutus Kutus. Semua kandungan Minyak Kutus Kutus berasal dari tumbuh-tumbuhan yang melekat dengan sejarah obat-obatan tradisional pusaka indonesia. Minyak Kutus Kutus sudah memiliki izin dari Depkes Gianyar Umot No. 2 Tahun 2015. BPOM TR: TR173610021 serta sertifikat halal dari MUI.

Dan tercipta juga Minyak Tanamu Tanami dari hasil eksperimen berikutnya yang dilakukan oleh Bambang Pranoto. Komposisi Minyak Tanamu Tanami ini terbuat dari 95 persen dari Minyak Nyamplung, yang ditambah dengan sedikit kandungan dari Minyak Zaitun dan Minyak Kelapa.

Minyak Nyamplung sendiri saat ini sangat sulit di cari, terutama yang belum terproses menjadi oli. Betul, Minyak biji Nyamplung memang digunakan sebagai bahan pembuatan oli.

Namun, selain berfungsi sebagai bahan dasar dalam pembuatan oli, Minyak Nyamplung ternyata juga telah di teliti dan dipelajari kandungannya memiliki fungsi yang bagus untuk menjaga serta mengatasi masalah yang ada pada kulit. 

Hal ini terjadi karena di dalam kandungan Minyak Nyamplung terdapat kandungan seperti calophyllolide (anti-inflamasi) dan delta-tocotrienol (vitamin E), serta sejumlah antioksidan super yang sering juga disebut xanthone.

Dari produksi tersebut mengakibatkan banyak limbah, namun Bambang Pranoto kembali berpikir bagaimana limbah ini dapat dimanfaatkan dengan baik. Hingga pada akhirnya terciptalah Sabun Kalila Kalila dan Sabun Tanamu Tanami.

Kini semua produk dari Tamba Waras ini pun tersebar ke seluruh daerah di Indonesia dan dapat membelinya dengan mudah. Dimana kurang lebih 3.000 reseller tercatat saat ini tersebar di seluruh Indonesia. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved