Menikah Di Usia Muda Dengan Sri Sultan Hamengkubuwono X, GKR Hemas Akui Menyesal

Menikah dengan Putra Mahkota Keraton Yogyakarta tak serta merta GKR Hemas langsung berada di Keraton.

Editor: Eviera Paramita Sandi
Tribunnews
Sri Sultan (Mas Herjuno) dan GKR Hemas ketika masih tinggal di Madukismo. 

TRIBUN-BALI.COM - GKR Hemas, istri Sri Sultan Hamengkubuwono X dijatuhi sanksi oleh Badan Kehormatan (BK) DPD RI dengan pemberhentian sementara.

Sanksi ini diberikan lantaran GKR Hemas bolos rapat DPD RI selama 12 kali.

Namun di lain sisi dari keanggotaannya sebagai DPD RI, GKR Hemas punya kisah menarik semasa masih usia remaja.

Dikutip dari Tabloid NOVA edisi Mei 1993, dengan judul asli Gusti Kanjeng Ratu Hemas (2): Sepatu Hak Tinggi untuk Berkelahi, GKR Hemas yang mempunyai nama asli Tatiek Dradjad Supriastuti ini pernah menolak dinikahkan dengan Mas Herjuno Darpito (Sri Sultan Hamengkubuwono X).

Baca: Kisah GKR Hemas Yang Dulu Tak Mau Dinikahi Sri Sultan Hamengkubuwono X Hingga Kabur Ke Jerman

Alasannya karena ia beranggapan tak mampu beradaptasi dengan adat budaya Keraton Yogyakarta.

Sempat kabur ke Jerman, GKR Hemas akhirnya mau menikah dengan Mas Herjuno setelah sang ibu menelponnya saat masih diluar negeri.

GKR Hemas saat memberikan penjelasan dalam jumpa pers terkait keputusan pemberhentian dirinya jadi anggota DPD oleh BK DPD RI, JUmat (21/12/2018).
GKR Hemas saat memberikan penjelasan dalam jumpa pers terkait keputusan pemberhentian dirinya jadi anggota DPD oleh BK DPD RI, JUmat (21/12/2018). ((KOMPAS.com / WIJAYA KUSUMA))

18 Mei 1973, ia dinikahkan dengan Mas Herjuno yang kelak jadi raja di Keraton Yogyakarta.

Kuliah GKR Hemas di Universitas Triksakti juga berhenti karena pernikahannya.

"Tanggal 18 Mei 1973, kami dinikahkan di Keraton Yogyakarta. Setelah itu kuliah tidak saya lanjutkan lagi. Bersama kami dinikahkan pula tiga kakak perempuan Mas Herjuno," ujar GKR Hemas.

Berhenti dari bangku perkuliahan dan menikah muda amat disesali oleh GKR Hemas.

"Ketika itu usia saya 20. Sedangkan Mas Herjuno 25. Terus terang saya menyesal. Saya merasa masih terlalu muda untuk menikah."

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X ()

Menikah dengan Putra Mahkota Keraton Yogyakarta tak serta merta GKR Hemas langsung berada di Keraton.

"Sejak saat itulah saya meninggalkan Jakarta, ikut suami ke Yogyakarta. Kami tidak tinggal di dalam Keraton, melainkan di daerah Madukismo (kawasan pinggiran kota Yogyakarta, terkenal dengan pabrik gula di mana Keratonmempunyai banyak saham di situ, Red)."

Di Madukismo, GKR Hemas dan Mas Herjuno hidup layaknya orang biasa, norma keraton tak terlalu ketat dan bergaul dengan masyarakat biasa setempat.

"Banyak tetangga kami yang anggota masyarakat biasa. Demikianlah saya dan anak-anak bergaul dengan lingkungan macam ini."

Sumber: GridHot.id
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved