Fantasi Seksualitas dan Binatang dari Dua Perupa Bali Hadir dalam Pameran di Ubud
Dua orang perupa Bali, Nyoman Gede Darmawan dan Nyoman Suarnata melakukan pameran karya di Restu Bumi Art Space, Jalan Raya Sanggingan Ubud, Gianyar.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Susanta menuturkan, dalam berkarya, ide dan gagasan Suarnata mengalir begitu saja bahkan saat berproses ia tidak pernah tahu akan seperti apa hasil akhir dari karyanya.
Demikian juga dengan pesan-pesan yang hadir dalam karyanya, semuanya terjadi begitu saja sesuai dengan kebutuhan untuk mewujudkan fantasinya terhadap bentuk-bentuk binatang tertentu.
"Pendek kata secara tematik Suarnata bebas berbicara tentang apa saja melalui karya-karyanya," paparnya.
Sebagian besar karya-karya Suarnata berangkat dan berpijak dari teknik drawing.
Drawing dalam kecenderungan seni rupa kontemporer telah menjadi satu pilihan teknik yang otonom dan tuntas.
"Jika dalam seni rupa modern drawing adalah bagan, perencanaan, atau studi dari seni lukis sehingga karya drawing kerap dipinggirkan sebagai karya studi bukan karya final. Maka kini di tengah arus perkembangan seni rupa kontemporer drawing adalah karya final dan berdiri sendiri yang secara teknik setara dengan seni lukis," katanya mengakhiri. (*)