Kisah Ni Nengah Widiasih, Atlet Angkat Berat Difabel Asal Bali yang Tergiur Jadi Atlet Sejak SD

Atlet angkat berat difabel asal Bali itu, mendapat kesempatan membagi kisah hidupnya bersama difabel lain dalam sebuah Focus Group Discussion (FGD).

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Istimewa
Ni Nengah Widiasih 

Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - "From Zero to Hero" begitulah Ni Nengah Widiasih mengandaikan dirinya.

Atlet angkat berat difabel asal Bali itu, mendapat kesempatan membagi kisah hidupnya bersama difabel lain dalam sebuah Focus Group Discussion (FGD).

FGD itu mengenai suka duka pekerja disabilitas, Minggu (24/2/2019) di Rumah Sanur Creative Hub, Denpasar yang lahir atas kolaborasi dari Business Export Development Organization (BEDO), Puspadi Bali, Diffago, dan Satu Bumi Jaya serta dNetwork.

Tujuannya guna membahas cerita sukses dan tantangan yang dihadapi pencari kerja difabel.

Ada tiga hal utama yang dibahas dalam FGD ini, di antaranya mengenai adaptasi pekerjaan, akses menuju tempat kerja serta adaptasi terhadap rekan kerja dan atasan.

Wanita yang biasa dipanggil Widi ini mengatakan bagi seorang difabel, ada dua kunci yang harus senantiasa dipegang, yakni semangat dan disiplin.

Baginya, bila memiliki sebuah kemauan atau keinginan tetapi tidak diimbangi dengan semangat maka itu akan mustahil.

Baca: 12 Atlet Muay Thai Bali akan Dikirim ke Liganas XI di Riau

Baca: Ni Nengah Mariani Ngaku Sempat Grogi saat Mengikuti Seleksi Atlet Atletik untuk Pra PON 2019

Baca: Wali Kota Cup NPC Kota Denpasar 2019 Diharapkan Mampu Jaring Bibit Atlet

Selain semangat dan disiplin, juga harus punya mimpi dan target ke depannya.

Dengan adanya mimpi dan target, maka akhirnya akan ditemukan tujuan untuk mencapainya.

Wanita kelahiran 12 Desember 1989 itu menceritakan, selama ini dirinya tidak pernah memiliki pengalaman kerja.

Sejak SD ia sudah tergiur untuk menjadi atlet sehingga hidupnya hanya diisi dengan latihan.

Perjalanan hidupnya itu hingga sekarang tentu mengalami suka duka dan jatuh bangun.

Namun bagi Widi, setiap kegagalan itu adalah awal dari keberhasilan atau kesuksesan, dan itu sudah ia buktikan berkali-kali.

"Ketika saya jadi atlet tidak selalu jadi juara. Saya pernah ngalamin tidak jadi juara. Saya pernah pulang ke Indonesia tanpa bawa medali. Tapi saya jadikan itu motivasi bagi saya kenapa sekarang saya kalah, berarti ada sesuatu yang harus saya perbaiki dari diri saya," kata Widiasih di hadapan sekitar 50an orang difabel lainnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved