Meneteskan Air Mata, Sariani Ungkap Sudah Sebulan Tak Tahu Nasib Suami di Nusakambangan
Air matanya lalu menetes saat mengetahui adanya video narapidana (napi) dari Bali yang diperlakukan secara kasar ketika dibawa ke Lapas Nusakambangan
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
"Saya buat surat itu, dan saya tembuskan ke Kanwil Kemenkumham Bali, termasuk ke Lapastik dan ke Rutan Bangli. Dengan maksud agar ada kebijakan, sehingga suami saya tidak dipindah ke Lapas Nusakambangan," ungkapnya.
Hal yang dikhawatrikan terjadi pada 27 Maret lalu.
Ia mendapat informasi bahwa suaminya telah dikeler ke Lapas Nusakambangan.
Mendapatkam informasi itu, Sariani buru-buru ke Rutan Bangli agar dapat mempertemukan anak-anaknya dengan sang suami.
Namun upayanya sia-sia.
Betapa terpukulnya ia, ketika mengetahui sang suami sudah dikeler ke Nusakambangan.
"Padahal hari Jumat saya mau ketemu dengan Kalapas, tapi Rabu ternyata suami sudah dipindah. Saya sesalkan, sampai detik ini saya tidak menerima pemberitahuan resmi dari pihak lapas terkait perpindahan suami saya itu ke Nusakambangan," sesalnya.
Sampai saat ini Sariani belum sekalipun bisa berkomunikasi dengan suami.
Upaya terus ia lakukan untuk dapat bertemu sang suami.
Ia bahkan telah browsing di internet untuk mencari tahu dimana sebenarnya keberadaan sang suami sehingga dapat sekadar berkirim surat.
Sariani belum melakukan upaya apapun untuk mempertanyakan perihal tidak adanya pemberitahuan secara resmi pemindahan suaminya ke Nusakambangan.
Terkait dengan video kekerasan tahanan narkoba di Nusakambangan,
"Saya di posisi pihak dari narapidana. Pasti saya selalu dianggap salah. Jika saya menanyakan hal itu ke Kanwil Kemenkumham, takutnya saya yang nanti dituntut. Saya tidak ingin malah jadi masalah, apalagi saat ini anak saya masih kecil-kecil," ungkap Sariani.
Sementara ini, Ni Wayan Sariani seorang diri harus menjadi tulang punggung untuk keluarganya.
Ia harus membesarkan tiga buah hatinga yang masih kecil.