Kekerasan di Sekolah
Kepala Sekolah Membantah, Sebut Beri Peringatan, NPK Teriak-teriak dan Melawan Guru
IGMS mengatakan, awalanya pihak pembina OSIS meminta siswi NPK untuk keluar dari barisan karena berpakian tidak semestinya
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Rizki Laelani
Ia menggenakan celana panjang dan kemeja lengan panjang.
Dilihat seperti itu, maka NKP diminta guru matematika-nya tidak mengikuti seremoni pelepasan kelas XII itu.
"Saya ditanya dengan nada tinggi, kenapa saya mengikuti seremonial itu. Saya tidak dikasi duduk bersama teman-teman untuk mengikuti acara pelepasan itu," ungkap NKP.
Setelah meninggalkan seremonial itu, NKP sempat beradu argumen dengan guru matematikanya di dekat ruang tata usaha.
NKP menyebut, saat itu tiba-tiba datang kepala sekolah IGMS. NKP mengaku kepsek langsung menjambak rambutnya.
"Tanpa ada berkata apa-apa, dari belakang datang kepala sekolah, lalu rambut saya dijambak dan dikocok-kocok seperti itu. Kasar sekali," ungkap NPK.
Tangannya pun lalu ditarik-tarik oleh sang kepala sekolah, untuk diajak ke ruang TU. Sampai diruang TU, NPK dihempas hingga sempat tersungkur ke lantai dan mulutnya keluar darah
"Saat itu semua memarahi saya. Mulut saya berdarah, tapi tidak diberi tissue sehelaipun. Saya sampai mengelap darahnya, menggunakan baju saya," ungkap NPK.
Bahkan menurut MPK, ada beberapa pihak yang berusaha merampas handphonenya saat akan berusaha menghubungi ayahnya
"Ada juga guru yang berusaha menenangkan saya, agar saya tidak menghubungi bapak. Tapi saya tetap hubungi ayah saya," jelasnya
Tidak beberapa lama, keluarga NPK pun datang ke sekolah. Namun tidak ada dari pihak sekolah yang mau menemuinya.
"Saya dan kakak saya lalu lalu melaporkan tindakan kekerasan ini ke pihak kepolisian. Kenapa saya laporkan, karena saya tidak sekali mengalami tindakan kekerasan ini di sekolah. Pernah juga dibully. Bahkan kejadian tadi terekam di CCTV, yang sekarang sudah disita polisi," ungkap NPK.
Baca: Tampil Beda di Acara Perpisahan, Siswi SMA di Klungkung Mengaku Dijambak Kepala Sekolah
Baca: Mulut Berdarah NKP Ceritakan Dugaan Penganiayaan, Ponsel Saya Dirampas Tak Boleh Lapor Ayah
Guru Kesenian Dilaporkan
Dugaan kekerasan juga terjadi di Jakarta. Dikutip dari wartakota, SAL, ayah dari JNA (12) siswa sebuah SD swasta di Jakarta, yang diduga menjadi korban kekerasan dan bullying oleh guru kesenian di sekolahnya, mendatangi Mapolrestro Jakarta Selatan, Selasa (30/4/2019) sore.
Ia didampingi kuasa hukumnya, Nadira Nurfitrianda.